Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Unjuk Gigi Jelang Pemilu
Para Kandidat Kanselir Jerman Galak Ke Rusia
Senin, 28 Juni 2021 05:27 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Rusia keseret-seret ke dalam kontestasi politik pemilihan Kanselir Jerman. Para kandidat menebar ancaman ke negara dipimpin Presiden Vladimir Putin tersebut agar tidak menekan Ukraina.
Hal itu terkait kasus pipa gas Nord Stream 2, proyek jalur pipa yang dibuat membentang dari Rusia hingga ke Eropa. Proyek prestisius itu akan melewati wilayah perairan laut Baltik dan Ukraina. Nord Stream 2 akan dibangun hingga 31 Desember mendatang.
Pengerjaan pipa bawah laut sepanjang 100 kilometer sudah mencapai 95 persen. Jika proyek itu rampung, Rusia akan mengirim lebih dari separuh total ekspor gas ke Eropa.
Baca juga : Kemnaker Dampingi Kepulangan Pekerja Migran Bermasalah Dari Malaysia
Seperti diketahui, Barat kerap menuding Rusia memakai pipa gas itu sebagai alat untuk menekan Eropa. Proyek Rusia dan Jerman tersebut menjadi salah satu sumber ketegangan dengan Pemerintah Amerika Serikat (AS). Washington mengatakan, pipa itu membuat Eropa terlalu tergantung pada energi dari Rusia.
Para kandidat kanselir berjanji akan bertindak tegas jika Rusia berulah di proyek itu.
Armin Laschet, Ketua Partai Uni Kristen Demokrat (Christian Democratic Union/CDU) Jerman menegaskan, jalur pipa Nord Stream 2 harus rampung. Tapi jika Rusia gagal mematuhi aturan, atau menggunakan pipa untuk menekan Ukraina, pihaknya bisa menghentikan proyek ini.
“Bahkan setelah pipa selesai,” tegas Laschet, dilansir Reuters, kemarin.
Menyikapi hal itu, Menteri Keuangan Olaf Scholz, kandidat asal Partai Sosial Demokrat (Social Democratic Party/SDP) juga akan mengambil langkah yang sama.
“Apa pun yang menimpa transit gas dan keamanan Ukraina memiliki konsekuensi, biarpun proyek telah selesai,” tegas Scholz.
Baca juga : Jelang Pembelajaran Tatap Muka, Ini Saran Ahli Mikrobiologi Universitas Esa Unggul
Kandidat asal Partai Hijau Eropa, Annalena Baerbock turut menyampaikan ketegasannya. Baerbock menggambarkan situasi di Eropa jika Rusia “berulah” terkait pipa gas tersebut. Eropa akan dibayang-bayangi situasi tanpa pasokan energi.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya