Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Diserang Corona India, Inggris Dan Afsel

Jakarta Genting

Rabu, 16 Juni 2021 07:55 WIB
Suasana pemakaman Covid-19 di TPU Srengseng Sawah, Jakarta, Selasa (15/6/20210. Jakarta saat ini sedang memasuki fase amat genting karena lonjakan drastis kasus Covid-19. (Rizki Syahputra/RM)
Suasana pemakaman Covid-19 di TPU Srengseng Sawah, Jakarta, Selasa (15/6/20210. Jakarta saat ini sedang memasuki fase amat genting karena lonjakan drastis kasus Covid-19. (Rizki Syahputra/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Lonjakan kasus Corona di DKI Jakarta kembali memprihatinkan. Dalam sepekan, kasus aktif Corona naik 50 persen. Sejumlah rumah sakit mulai kewalahan layani pasien yang jumlahnya terus bertambah. Yang lebih menyeramkan lagi, virus Corona yang nyerang Ibu Kota bukan varian biasa, tapi berasal dari India, Inggris dan Afrika Selatan.

Pada pekan pertama bulan Juni jumlah kasus aktif Corona di DKI Jakarta berada di angka 11.500. Namun, sepekan kemudian, total kasus aktif naik drastis menjadi 17.400. Kemarin, jumlah kasus aktif sudah mencapai 19.096 orang. Sebanyak 11.240 orang menjalani isolasi mandiri dan 7.856 orang dirawat di rumah sakit. Jumlah itu tersebar di 264 dari 267 kelurahan di Jakarta.

Tak cuma itu yang mengkhawatirkan. Tingkat penularan atau positivity rate juga meningkat. Dari 9 persen menjadi 17 persen. Ketersediaan tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit langsung melesat. Dari 45 persen menjadi 75 persen. Padahal, menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tingkat keterisian tempat tidur tak boleh lebih dari 60 persen.

Baca juga : Baru Seminggu Dibangun, Kuil Dewi Corona Di India Dihancurkan

Menyikapi kondisi ini, Presiden Jokowi langsung memanggil Forum Kooordinasi Pimpinan Daerah (Forkompida) DKI Jakarta ke Istana Merdeka, kemarin. Mereka yang hadir, yakni Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, Ketua DPRD Prasetio Edi Marsudi, Pangdam Jaya Mayjen TNI Mulyo Aji dan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran.

Ada 3 arahan yang disampaikan Jokowi dalam rapat tersebut. Pertama, Jokowi meminta Forkompida DKI meningkatkan presentase penggunaan masker yang sudah 78 persen ditingkatkan menjadi 95 persen. Kedua, program vaksinasi dipercepat khususnya di kawasan padat penduduk. Terakhir, Jokowi meminta Anies cs untuk lebih sering terjun ke lapangan untuk mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan.

Pulang dari Istana, Anies langsung gerak cepat laksanakan 3 perintah Jokowi. Anies menggelar rapat internal bersama Forkompida. Nantinya, keputusan rapat itu langsung segera diimplementasikan guna mengendalikan penyebaran Corona di Jakarta.

Baca juga : Menkes: Varian India Tersebar Di Jakarta-Kudus-Bangkalan

“Kita langsung menindaklanjuti dalam rencana aksi dan segera kita laksanakan mulai tadi rapat dan besok,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria di Balai Kota, Jakarta, kemarin.

Sebelum diundang ke Istana, Minggu (13/6) malam, Anies juga menggelar apel penegakan disiplin protokol kesehatan di Lapangan Blok S, Jakarta. Dalam kesempatan itu, Anies mengatakan, kalau hal ini dibiarkan fasilitas kesehatan akan kembali kolaps seperti yang terjadi pada Februari lalu. “Bila tidak melakukan tindakan, Jakarta memasuki fase amat genting,” kata Anies, saat itu.

Pemprov DKI, kata Anies, akan segera menyiapkan 2.500 tempat tidur di Rumah Susun Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara. Lokasi ini akan digunakan, apabila ketersediaan ruang isolasi di RSD Wisma Atlet, bila tidak cukup lagi untuk menampung pasien.

Baca juga : RS Darurat Wisma Atlet Jadi Benar-benar Darurat

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti mengatakan, kekhawatiran kasus aktif makin tinggi karena munculnya varian baru. Ada 3 varian baru Corona yang sudah diketahui telah menyerang warga Jakarta. Yakni varian Alpha, Betha, dan Delta yang masing-maaing berasal dari Inggris, Afrika Selatan, dan India. Dari tiga varian itu, virus asal India yang bikin waswas. Varian dengan kode B1617 itu disebut sebagai biang kerok ledakan kasus di Kudus dan Bangkalan.

Widyastuti menyebut tiga varian itu memang mengkhawatirkan. Varian asal India lebih cepat menular. Sementara varian asal Afsel membuat gejala lebih parah dan lebih mematikan.

“Meskipun menurut penelitian terakhir, seluruh varian masih dapat diantisipasi dengan vaksin, tetapi ini benar-benar harus kita waspadai bersama,” ujar Widyastuti, kemarin.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.