Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Covid-19 makin ngamuk di sejumlah Asia Tenggara. Jumlah kasusnya makin meroket. Masifnya penularan Covid-19 akibat virus varian Delta. Asia Tenggara disebut menjadi pusat virus global itu.
Dilansir Reuters, kemarin, Thailand melaporkan 15.376 kasus virus Corona. Angka tersebut menjadi rekor harian selama dua hari berturut-turut di negara dengan penduduk lebih dari 66 juta itu.
Sementara Malaysia, salah satu negara dengan tingkat infeksi per kapita tertinggi di Asia Tenggara, melaporkan pada Minggu (25/7/2021), 17.045 kasus baru. Sehingga total kasus Covid-19 menjadi 1.013.438. Sedangkan jumlah kematian mencapai 8.000 orang. Negeri jiran itu telah memberlakukan lockdown demi mengekang penularan virus SARS-Cov-2 itu.
Baca juga : Jangan Kendor Jalani Prokes!
Rumah sakit dan tenaga kesehatan (nakes) di Asia Tenggara yang berpenduduk lebih dari 650 juta orang pun kewalahan. Mereka melaporkan kekurangan tempat tidur, ventilator, hingga oksigen.
Puncaknya, kemarin. Ribuan dokter kontrak Malaysia mogok kerja. Para dokter menuntut penempatan permanen, perbaikan gaji dan tunjangan yang lebih baik. Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Muhyiddin Yassin telah menjanjikan perpanjangan kontrak hingga empat tahun. Tapi menurut mereka itu tidak cukup.
Dengan sistem yang ada saat ini, dokter kontrak terancam menganggur setelah pelatihan selama lima tahun berakhir. Sebab, pemerintah tidak memiliki anggaran untuk mengangkat mereka menjadi pegawai tetap.
Baca juga : Usut Kartel Obat Covid-19, KPK Tunggu Laporan Masyarakat
Meski menggelar protes, para dokter tersebut menjamin pelayanan tidak terganggu. Mereka tetap bekerja bergiliran. Jika diperlukan, mereka harus kembali ke pos dan memberikan layanan pada pasien kritis.
Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan, pasien tetap berisiko tanpa hadirnya para dokter. Dia juga mengingatkan, para dokter kontrak terikat sumpah.
Kementerian Kesehatan mengeluarkan pedoman yang memperingatkan pegawai negeri sipil, termasuk dokter kontrak pemerintah, agar tidak bergabung dengan pertemuan ilegal. Namun para dokter kontrak berpendapat, mereka telah memberikan segalanya selama pandemi yang berlangsung sejak 1,5 tahun lalu. Namun, mereka khawatir akan menganggur jika kontrak selesai.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya