Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Dunia Bebas Dari Senjata Nuklir: Dari Kata-kata Jadi Perbuatan

Minggu, 29 Agustus 2021 13:31 WIB
Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia Daniyar Sarekenov. (Foto IST)
Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia Daniyar Sarekenov. (Foto IST)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tidak ada di antara kita yang ingin meninggalkan warisan kepada generasi muda, dunia tanpa kedamaian karena ancaman perang nuklir. Memang, apa yang bisa lebih menghancurkan daripada konsekuensi penggunaan senjata nuklir?

Kita mungkin menyadari parahnya kerusakan yang disebabkan senjata nuklir. Tetapi, apakah ini membuat umat manusia lebih dekat dengan masa depan yang bebas nuklir? Jawabannya tidak jelas.

Yang jelas adalah beberapa negara berupaya menolak senjata nuklir dengan berprinsip dan tegas. Salah satunya adalah Kazakhstan. Pemimpinnya Nursultan Nazarbayev pada 29 Agustus 1991 memutuskan menutup situs uji coba nuklir Semipalatinsk. Ini adalah tempat lahirnya senjata atom Uni Soviet. Tahun ini, 29 Agustus menandai 30 tahun sejak keputusan bersejarah ini dibuat.

Uji coba nuklir pertama di tanah Kazakhstan dilakukan lebih dari 70 tahun yang lalu. Hal ini juga meluncurkan perlombaan senjata yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dalam skala global, 1,5 juta orang menderita akibat uji coba tersebut.

Baca juga : Guru Besar Unpar: UU BPK Sudah Final, Tak Perlu Ditafsir

Wilayah yang luas melebihi ukuran sejumlah negara Eropa terkontaminasi. Secara agregat, 468 ledakan terjadi di wilayah Kazakhstan. Kekuatan totalnya 2.500 ribu kali lipat dari kekuatan bom yang dijatuhkan di Hiroshima. Ini adalah ledakan nuklir di udara, darat dan bawah tanah.

Dengan penutupan situs uji Semipalatinsk, Kazakhstan juga meninggalkan kepemilikan senjata nuklir, dan sepenuhnya melucuti persenjataan nuklirnya, yang mencakup lebih dari 1,4 ribu hulu ledak. Pada Mei 1995, muatan nuklir terakhir yang tersisa dihancurkan di adit bekas tempat uji coba Semipalatinsk. Adit (istilah pertambangan) adalah lubang bukaan horizontal atau sedikit miring, dengan satu pintu penghubung ke permukaan tanah. 

Sejak saat itu, Kazakhstan tidak hanya menjadi negara de jure, tetapi juga de facto negara non-senjata nuklir. Setelah penutupan situs uji Semipalatinsk, situs uji coba nuklir lainnya di berbagai bagian planet ditutup atau mothballed. Langkah tegas Kazakhstan pada 1991 membuka jalan untuk mengadopsi Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif pada 1996.

Saat ini, lokasi pengujian terbuka untuk umum, meskipun aturan keselamatan harus dipatuhi para pengunjung. Semua pergerakan di sekitar zona dilakukan dengan kendaraan khusus dan didampingi ahli dosimetri. Persyaratan lain adalah semua pengunjung mengenakan pakaian pelindung khusus.

Baca juga : Untuk Lepas Dari Pandemi, Soliditas Bangsa Jadi Kunci

Pada 2009, atas inisiatif Kazakhstan, Majelis Umum PBB mendeklarasikan 29 Agustus - hari penutupan situs uji Semipalatinsk sebagai Hari Internasional Anti Uji Coba Nuklir atau International Day against Nuclear Tests. PBB juga menyerukan setiap tahun untuk mengadakan acara yang akan mengingatkan dunia akan konsekuensi mengerikan dari uji coba nuklir.

Sejak 2010, hari ini telah diperingati setiap tahun di seluruh dunia. Terlepas dari upaya untuk menyatukan umat manusia dalam perjuangan melawan senjata nuklir. Harus diakui bahwa lebih dari 75 tahun keberadaan senjata nuklir, membuat dunia semakin dekat dengan bencana nuklir yang pernah ada.

Pada 2020, Jam Kiamat ditetapkan, untuk pertama kalinya sejak diluncurkan pada 1947, pada 100 detik hingga tengah malam. Sebagai perbandingan, pada1953, pada puncak Perang Dingin, Jam hanya menunjukkan 2 menit sampai tengah malam.

Perang nuklir tidak dapat dimenangkan, dan karena itu tidak boleh diperangi. Jika demikian, bukankah sudah waktunya untuk memulai negosiasi non-proliferasi dan perlucutan senjata? Saya ingin pertanyaan ini tidak dianggap sebagai retorika. Bahkan, tidak dianggap sebagai retorika Nursultan Nazarbayev yang pada 2019 mengajukan gagasan untuk bersatu menjadi Aliansi Pemimpin Global untuk Keamanan Nuklir dan Dunia Bebas Senjata Nuklir. Suatu koalisi luas yang mengadvokasi masa depan untuk bebas dari ancaman perang nuklir.

Baca juga : Bicara Nasionalisme, Menteri Teten Ajak Masyarakat Perkuat Koperasi

Banyak pihak yang telah bergabung dengan Aliansi tersebut. Saya mendesak semua pemimpin politik dan publik Indonesia yang peduli dengan perlucutan senjata nuklir dan nonproliferasi untuk tidak berdiri di samping. Hal-hal besar dimulai dari yang kecil. Mari kita ciptakan untuk anak-anak kita, masa depan bebas senjata nuklir.***

*Tulisan Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia Daniyar Sarekenov.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.