Dark/Light Mode

Modest Fashion Indonesia Perlu Masuk Ethiopia, Ini Alasannya...

Rabu, 29 September 2021 22:31 WIB
Dubes Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika Al Busyra Basnur (Foto: KBRI Addis Ababa)
Dubes Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika Al Busyra Basnur (Foto: KBRI Addis Ababa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Modest fashion di Indonesia semakin berkembang pesat dan maju. Fenomena ini ditandai oleh munculnya banyak entrepreneur dan designer muda, yang sebagian sudah go global.

Namun, sebagian besar masih berkiprah di pasar domestik.

Terkait hal ini, Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti, dan Uni Afrika Al Busyra Basnur mengatakan, Indonesia memiliki peluang besar masuk Ethiopia di bidang modest fashion untuk tukar pengalaman, serta menggali potensi kerja sama dan bisnis. Mengingat jumlah penduduk Ethiopia yang cukup banyak dan memiliki konektivitas yang bagus di dunia global. 

Hal itu disampaikan Dubes Al Busyra, dalam key note speech-nya di acara webinar Diaspora Talk, What to Expect from Modest Fashion 2022, Selasa (29/9).

Baca juga : Moeldoko Tegaskan Indonesia Prioritaskan Ekonomi Hijau

Acara yang diikuti sekitar 150 peserta dari berbagai negara itu diselenggarakan oleh Indonesian Diaspora Business Council.

“Ethiopia berpotensi bagi masuknya modest fashion Indonesia, antara lain karena pertama, penduduknya terbesar kedua di benua Afrika, yaitu 115 juta. Kedua, Ethiopia memiliki konektivitas internasional yang luas. Banyak diaspora Ethiopia bermukim di Amerika, Eropa dan Timur Tengah. Selain itu, sejumlah designer dan model Ethiopia, seperti Lia Kebede terkenal dalam fashion dunia,” papar Dubes Al Busyra.

Namun, di dalam berbisnis, Ethiopia masih mengalami tantangan kelangkaan mata uang asing.

Masyarakat Ethiopia menjunjung tinggi agama, adat dan tradisi yang sangat mempengaruhi cara mereka berpakaian. Masyarakat kristen ortodok dan muslim di Ethiopia lebih menyukai pakaian yang menutup tubuh mereka.

Baca juga : Perpusnas Dorong Duta Baca Jadi Penulis

Modest fashion adalah pakaian yang lebih menutupi bentuk tubuh, atau tidak menonjolkan bentuk tubuh. Biasanya pakaian ini dikenakan karena alasan agama atau budaya, dan bukan hanya pakaian masyarakat Muslim.

Sementara itu, Salman Alfarisi, Duta Besar RI di Afrika Selatan menyampaikan perkembangan fashion di negara tersebut. Berbagai kegiatan, telah dilakukan KBRI Pretoria dalam mempromosikan fashion Indonesia.

Dubes Salman juga menegaskan, hubungan sejarah masyarakat Indonesia dan Afrika Selatan yang terjalin sejak lama, membuat kedua bangsa saling mengenal dan bekerjasama dengan baik.

Narasumber lainnya dalam acara tersebut adalah Presiden Indonesian Diaspora Business Council Fify Manan, Direktur PT TAL yang juga diaspora Indonesia di Ethiopia Leny Mairani, Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah, Bank Indonesia, Prijono.

Baca juga : Persib Vs Borneo FC, Klok: Ayo Bangkit!

Acara dimoderatori oleh Apung Nowid dari Kementerian Luar Negeri RI. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.