Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Moeldoko Tegaskan Indonesia Prioritaskan Ekonomi Hijau

Rabu, 29 September 2021 21:22 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat pertemuan dengan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket di Gedung Bina Graha, Jakarta, Rabu (29/9).
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat pertemuan dengan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket di Gedung Bina Graha, Jakarta, Rabu (29/9).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Indonesia komitmen untuk mendukung ekonomi hijau (green economy) dan lingkungan hidup yang berkelanjutan. 

Hal ini, ditegaskan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko saat pertemuan dengan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket di Gedung Bina Graha, Jakarta, Rabu (29/9).

Dalam pertemuan itu, keduanya membicarakan tentang Kerja Sama Ekonomi antara Indonesia-Uni Eropa.

“Kita selalu tekankan bagaimana kita bisa memahami keinginan global terhadap keberlangsungan lingkungan hidup, mencapai standar-standar bekerja baik dan aman, serta penghargaan terhadap masyarakat lokal,” kata Moeldoko.

Jenderal bintang empat ini juga menekankan bahwa prinsip ekonomi hijau akan menjadi salah satu prioritas Presidensi G20 Indonesia tahun 2022. 

Baca juga : Belajar Dari Inggris, Indonesia Kudu Optimalkan PLTU Batubara

Dubes Uni Eropa, Vincent Piket mengapresiasi langkah baik Indonesia, terutama karena kebijakan pro lingkungan ini sejalan dengan visi Uni Eropa.

Sebagai informasi, pada Maret 2019 lalu, Komisi UE telah meloloskan aturan pelaksanaan (delegated act), atas Renewable Energy Directive/RED II. 

Dalam dokumen tersebut, Komisi UE menyimpulkan kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) mengakibatkan deforestasi besar-besaran secara global dan tidak mengkategorikan CPO sebagai bahan baku produksi biofuel.

Kebijakan ini juga mewajibkan negara-negara Uni Eropa untuk menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya dan bahkan berencana menghapus secara bertahap penggunaan kelapa sawit hingga 0 persen pada tahun 2030.

Selain itu, Kebijakan ini tentu akan mempengaruhi ekspor CPO Indonesia ke Uni Eropa. Padahal Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar dunia dan Uni Eropa merupakan salah satu negara tujuan ekspor utama Indonesia.

Baca juga : PSIS Vs Madura United, Laskar Mahesa Jenar Haus Poin

Namun Moeldoko, yang juga merupakan Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), meyakinkan bahwa Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan produktivitas kebun sawit rakyat melalui program peremajaan sawit rakyat. 

Kebijakan ini akan menjamin kelapa sawit yang lebih berkelanjutan dan berkualitas, dan mengurangi risiko pembukaan lahan baru secara ilegal. 

Program peremajaan yang disubsidi oleh Pemerintah ini pun dikhususkan bagi perkebunan rakyat dengan kepemilikan lahan paling banyak 4 hektar per petani.

Moeldoko menekankan, bahwa kebijakan ini adalah bentuk keberpihakan Pemerintah terhadap petani kecil di sektor sawit.

“Karena kalau masyarakat tidak memiliki kegiatan kelapa sawit, dia justru akan merusak hutan [untuk mencari pendapatan],” lanjutnya.

Baca juga : Mensos Prioritaskan Vaksinasi Untuk Penyandang Disabilitas

Sementara itu, Dubes Vincent Piket mengatakan, bahwa Uni Eropa tidak pernah menutup pintu ekspor minyak kelapa sawit dari Indonesia. 

Terlebih dengan 20 persen impor minyak kelapa sawit Uni Eropa masih bergantung pada Indonesia. Uni Eropa juga masih akan berkomitmen untuk memberlakukan tarif rendah bagi Indonesia terkait ekspor impor CPO.

“Uni Eropa sedang melakukan riset kembali tentang minyak kelapa sawit, kedelai, biji canola, gula dan lain sebagainya. Kita sedang menunggu hasilnya. Kalau diperlukan agar kebijakannya dirubah, kami akan mengubahnya,” kata Vincent. [MFA]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.