Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Demi Pencitraan

Kanselir Austria Sogok Media Pakai Duit Rakyat

Sabtu, 9 Oktober 2021 06:30 WIB
Kanselir Australia Sebastian Kurz. (Foto: Associated Press/Lisa Leutner)
Kanselir Australia Sebastian Kurz. (Foto: Associated Press/Lisa Leutner)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kanselir Austria Sebastian Kurz diseret ke meja hijau. Ia diduga melakukan korupsi, memakai duit rakyat untuk menyuap media, agar memberitakan hal baik tentang dirinya.

Menurut Kejaksaan Austria pada Rabu (6/10), Kurz dan sembilan orang lainnya, serta tiga organisasi, sedang diselidiki atas tuduhan persekongkolan manipulasi berita. Disebutkan, Kurz, dalam rentang 2016-2018, menggunakan sumber daya keuangan dari Kementerian Keuangan untuk membiayai jajak pendapat yang dimanipulasi.

Periode tersebut adalah ketika Kurz mengambil alih kepemimpinan Partai Konservatif Austria, OeVP. Setelah menang pemilu, Sebastian Kurz kemudian memimpin pemerintahan dan berkoalisi dengan Partai Liberal Kanan FPOe.

Baca juga : Eks Dirut Pembangunan Sarana Jaya Segera Jalani Sidang

Untuk keperluan investigasi, Kejaksaan menggeledah beberapa lokasi. Termasuk dua gedung kementerian dan kantor kanselir.

Tidak terima dengan langkah Kejaksaan, Kurz membuat pernyataan pers yang mengatakan, tuduhan tersebut dibuat-buat. Dia yakin, namanya pada akhirnya akan dibersihkan. “Saya akan membela diri terhadap tuduhan ini,” cuitnya di Twitter.

Pers Austria menyebut, outlet media yang dimaksud adalah tabloid “Oesterreich”. Tetapi kelompok yang menjalankan tabloid itu membantah semua tudingan tersebut.

Baca juga : Persaingan Ekspor Batik Makin Ketat

Tuduhan-tuduhan terbaru ini menjadi tekanan untuk Partai OeVP dan pemerintahan koal isinya dengan Partai Hijau. OeVP sebelumnya sudah terlibat berbagai skandal dan menjadi sorotan media.

Penyelidikan terhadap Sebastian Kurz berawal dari “Skandal Ibiza” pada 2019. Ketika itu, Ketua FPOe, Christian Strache, dijebak wartawan di tempat liburannya di Ibiza. Ia dikirimi seorang perempuan cantik yang mengaku keponakan konglomerat Rusia.

Dalam percakapan yang diam-diam direkam dengan kamera tersembunyi, Strache menawarkan proyek Pemerintah sebagai imbalan, jika keluarga konglomerat Rusia membantu kampanyenya dalam pemilu. Caranya, dengan membayar media atau membeli perusahaan media untuk menerbitkan berita-berita positif.

Baca juga : Tolak Pemindahan Ibu Kota Negara, PKS: Duitnya Lebih Baik Buat Rakyat

Ketika itu, Strache menjabat sebagai Wakil Kanselir sekaligus Menteri Pelayanan Sipil dan Olahraga dalam pemerintahan koalisi.

Setelah rekaman video itu dirilis media, Strache terpaksa meletakkan jabatan dan mengundurkan diri sebagai pimpinan FPOe. Sebastian Kurz ketika itu tetap bertahan sebagai kanselir dan membentuk koalisi baru dengan Partai Hijau.

Sejak itu, Kejaksaan Austria melakukan penyelidikan luas yang melibatkan pejabat-pejabat tinggi lainnya. Termasuk terhadap Menteri Keuangan Gernot Bluemel. Kanselir Kurz ketika itu juga dipanggil untuk memberi kesaksian, namun belum diperiksa sebagai tersangka. Dengan penyelidikan dan penggeledahan terbaru, posisi Sebastian Kurz di pucuk pemerintahan Austria makin terancam. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.