Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Di KTT COP26, PLN Pamer Program Dekarbonisasi RI Ke Mata Dunia
Selasa, 2 November 2021 11:30 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Presiden Joko Widodo memastikan Indonesia dapat memenuhi komitmen pada tahun 2030 di dalam Paris Agreement, yaitu pengurangan emisi sebesar 29 persen secara unconditional.
Indonesia optimistis akan menjadi pemeran penting dalam penurunan emisi karbon dunia. Dalam perhelatan COP26 di Glasgow, Senin (1/11).
“Indonesia telah mengadopsi Strategi Jangka Panjang Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim 2050, serta road map yang detail untuk mencapai target net zero emission pada 2060 atau lebih awal,” ujar Presiden.
Baca juga : Capai Carbon Neutral 2060, Ini Strategi PLN Lakukan Dekarbonisasi
Untuk bisa mempercepat target tersebut, Presiden mengharapkan pendanaan adaptasi dari negara maju segera dipenuhi guna mempercepat upaya penanganan perubahan iklim.
“Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menunjukkan langkah konkret dalam hal pengendalian iklim. Laju deforestasi kita saat ini yang paling rendah selama 20 tahun, tingkat kebakaran hutan berkurang 82 persen. Indonesia juga akan melakukan restorasi sebesar 64 ribu hektare lahan mangrove. Ini sangat penting karena mangrove menyimpan karbon 3-4 kali lebih besar dibandingkan lahan gambut,” tutur Presiden.
PLN mendukung penuh program dekarbonisasi yang diusung Pemerintah guna menghadirkan ruang hidup yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Baca juga : Indonesia Dorong Deklarasi Hapus Penggunaan Merkuri
Mengingat saat ini, dengan menggunakan skenario business as usual (BAU), Indonesia diperkirakan memberikan kontribusi 4 miliar ton CO2 per tahun pada 2060 sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.
"PLN memiliki peran penting dalam menggerakkan pertumbuhan energi hijau di Indonesia. Kami berkomitmen untuk melakukan dekarbonisasi," ujar Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini dalam seri diskusi bertemakan Becoming the World's Leader in Green Economy dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) COP26 di Glasgow, Skotlandia, pada Senin (1/11) waktu setempat.
Zulkifli menjelaskan, dalam skenario BAU, emisi sektor listrik mencapai 0,92 miliar ton CO2 pada 2060.
Baca juga : Ketua DPD Paparkan Pentingnya Desa Sebagai Kekuatan Ekonomi
Untuk itu, PLN meluncurkan strategi demi menjadi perusahaan listrik yang bersih dan hijau. Salah satunya dengan menghentikan pembangunan serta mempensiunkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) eksisting secara bertahap.
Berdasarkan peta jalan, PLN akan mempensiunkan PLTU sub-critical sebesar 10 gigawatt (GW) pada tahun 2035. Kemudian PLTU super critical sebesar 10 GW juga akan dipensiunkan pada tahun 2045.
Tahap terakhir pada tahun 2055, PLTU ultra super critical 55 GW dipensiunkan. Pada saat bersamaan, PLN akan berinvestasi besar-besaran untuk mempercepat peningkatan kapasitas pembangkit energi baru terbarukan (EBT) hingga 20,9 GW, serta pengembangan teknologi penyimpanan listrik dalam bentuk baterai berukuran besar hingga teknologi penangkapan karbon dan hidrogen.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya