Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Di KLB BaraJP

Ketua DPD Paparkan Pentingnya Desa Sebagai Kekuatan Ekonomi

Sabtu, 16 Oktober 2021 22:27 WIB
Ketua DPD LaNyalla Mattalitti. (Foto: Ist)
Ketua DPD LaNyalla Mattalitti. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua DPD AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengingatkan pentingnya peran desa, sebagai kekuatan ekonomi bangsa.

Hal itu disampaikan LaNyalla, saat menghadiri Kongres Luar Biasa (KLB) Barisan Relawan Jalan Perjuangan (BaraJP), Sabtu (16/10).

Dengan relawan yang tersebar di 34 provinsi Tanah Air, LaNyalla menilai, sudah seharusnya BaraJP memiliki komitmen untuk mengawal dan mendukung kebijakan pemerintah. Khususnya, terhadap konsepsi dan pola pembangunan yang digagas Presiden Jokowi,  yaitu pembangunan Indonesia Sentris.

Baca juga : Sampai Di Jakarta, Atlet Dan Pengurus Kontingen PON Papua Bakal Jalani Karantina

"Konsep tersebut bermakna membangun secara merata, dengan prioritas membangun daerah-daerah yang masih tertinggal. Ini diharapkan dapat menjadi jawaban atas ketimpangan pembangunan antara Jawa dan luar Jawa selama ini," tutur LaNyalla.

Konsep ini didukung DPD. Sebab, sudah menjadi kewajiban DPD untuk memperjuangkan kepentingan daerah dan stakeholder di daerah dalam konteks pembangunan nasional.

Dia yakin, bila daerah kuat, maka Indonesia juga kuat. Bila daerah makmur, maka Indonesia juga makmur. Sebab menurutnya, wajah Indonesia adalah mozaik wajah daerah.

Baca juga : HNW Usul Kebakaran Diakui Sebagai Bencana Non Alam

Dan wajah daerah, lanjutnya, adalah mozaik wajah desa. Karena itu, pemerintah memberi alokasi dana desa yang besar, dan terus ditingkatkan seiring waktu.

"Desa memang harus menjadi kekuatan ekonomi, karena hal itu akan menjadi jawaban atas bonus demografi yang akan kita hadapi, yang puncaknya akan terjadi di tahun 2045 mendatang," tutur eks Ketua Umum PSSI itu.

Menurut LaNyalla, bonus demografi harus dihadapi dan dikelola dengan cermat dan serius. Salah satunya, dengan menjadikan desa sebagai kekuatan ekonomi, sehingga penduduk di desa tidak lagi memilih menjadi urban di kota-kota besar.

Baca juga : Megawati Punya Harta Kekayaan Rp 214 Miliar

Sebab, bonus demografi akan menjadi bencana demografi bila jumlah usia produktif meningkat, tetapi tidak terserap oleh lapangan pekerjaan.

"Sementara pada saat itu, kita juga memasuki era disruptif, dengan hilangnya beberapa jenis pekerjaan yang sekarang masih ada akibat dari otomasi dan revolusi teknologi," katanya mewanti-wanti.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.