Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Libatkan Lebih Dari 10 Ribu Pengunjung

Paviliun Indonesia Dukung Diplomasi Perubahan Iklim

Minggu, 14 November 2021 20:30 WIB
Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris Desra Percaya (Foto: Istimewa)
Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris Desra Percaya (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Aksi-aksi mitigasi dan adaptasi Indonesia yang dipaparkan di Paviliun Indonesia selama Konferensi Perubahan Iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia, menarik lebih dari 10.000 pengunjung. Melibatkan 422 pembicara, Paviliun Indonesia membawa misi soft diplomacy untuk mendukung negosiasi Indonesia di meja perundingan COP26 UNFCCC.

"Ada lebih dari 3.000 orang peserta yang hadir secara langsung dan 7.163 lainnya bergabung secara online," kata Ketua Paviliun Indonesia Agus Justianto, di Glasgow, Jumat (12/11).

Paviliun Indonesia berlangsung selama dua pekan penyelenggaraan COP26 UNFCCC. Paviliun Indonesia dibuka pada 1 November dan ditutup pada 12 November 2021. Penyelenggaraan paviliun dilakukan secara offline dan online di Glasgow dan Jakarta sebagai respons dari protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Baca juga : Transformasi Pertanian Indonesia Butuh Peran Milenial

Paviliun Indonesia menunjukkan kepada dunia praktik terbaik bagaimana melibatkan semua pihak untuk bekerja sama dalam pengendalian perubahan iklim. Mulai dari pemerintah, LSM, swasta, dan masyarakat di tingkat pengambil kebijakan hingga di tingkat tapak.

"Paviliun Indonesia menyuarakan aksi, strategi, dan inovasi Indonesia kepada komunitas Internasional untuk terlibat dalam upaya global menjaga kenaikan suhu bumi tidak lebih dari 1,5 derajat celcius," kata Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris Desra Percaya.

Di antara yang dipaparkan adalah komitmen Indonesia untuk mencapai Net Sink FoLU pada tahun 2030. Net Sink FoLU berarti penyerapan lebih tinggi dibanding emisi gas rumah kaca (GRK) pada sektor kehutanan dan penggunaan lahan. Sektor kehutanan dan lahan sendiri berperan hingga 60 persen dari komitmen Indonesia untuk mencapai penurunan emisi GRK pada tahun 2030 sebesar 41 persen dari business as usual dengan dukungan Internasional.

Baca juga : Astra Dukung Paviliun Indonesia Expo 2020 Dubai Yang Dikunjungi Lebih Dari 200.000 Orang

Desra menyatakan, Indonesia telah memiliki banyak pengalaman dan pembelajaran untuk mereduksi emisi GRK dari sektor kehutanan dan lahan. Kerja sama dengan berbagai pihak secara luas dan dukungan Teknis dari komunitas Internasional.

"Target Net Sink FoLU dirancang berdasarkan pengalaman dan  pembelajaran Indonesia mengendalikan kebakaran hutan dan lahan, pengelolaan gambut, penghentian izin baru, pelibatan masyarakat dan penegakan hukum," kata Desra.

Selain Net Sink FoLU, Indonesia juga memaparkan pengembangan carbon pricing sebagai upaya peningkatan pencarian solusi berbasis kelestarian alam, upaya pengurangan emisi dari sektor energi, isu gender dalam perubahan iklim, gerakan generasi muda, ekonomi sirkular, dan banyak aksi strategi lainnya. Desra menyatakan berbagai isu yang dibahas di Paviliun Indonesia adalah penting untuk mencari solusi bersama menghadapi perubahan iklim.

Baca juga : Indonesia Serukan Aksi Bersama untuk Pengendalian Perubahan Iklim

Menurut Desra, penyelenggaraan Paviliun Indonesia di COP26 UNFCCC memang telah berakhir. "Namun diskusi, saling berbagai pengetahuan dan pengalaman dalam pengendalian perubahan iklim harus dilanjutkan untuk upaya bersama mencegah bencana perubahan iklim," katanya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.