Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Gus Halim Cek Langsung Kabel Fiber Optik Milik BUMDes Bolali Maju yang Disoal PT KAI

Jumat, 20 Mei 2022 13:38 WIB
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar mengecek lokasi pemotongan fiber optik milik BUMDes oleh PT KAI, di Desa Bolali, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Kamis (19/5) petang. (Foto: Humas Kemendes PDTT)
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar mengecek lokasi pemotongan fiber optik milik BUMDes oleh PT KAI, di Desa Bolali, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Kamis (19/5) petang. (Foto: Humas Kemendes PDTT)

RM.id  Rakyat Merdeka - Persoalan pemotongan fiber optik BUMDes Bolali oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) menjadi atensi khusus Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar.

Setelah bertemu Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo di Jakarta Rabu (18/5), Abdul Halim Iskandar langsung menyambangi Desa Bolali, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Kamis (19/5) petang.

"Saya ingin melihat langsung lokasi pemotongan fiber optik milik BUMDes oleh PT KAI. Sebab ini adalah usaha rintisan yang harus kita kawal dan perjuangan warga desa untuk berkembang. Jangan sampai kita tidak membela rintisan usaha dari BUM Desa saat ada masalah," ujar Gus Halim, sapaan akrab Abdul Halim Iskandar, di lokasi. 

Baca juga : Gus Halim: Kebangkitan Indonesia Dimulai Dari Desa

Setelah melihat langsung lokasi dan posisi fiber optik milik BUM Desa yang dipotong PT KAI, Gus Halim mengaku heran. Sebab yang melintasi property PT KAI ternyata tidak hanya fiber optik milik BUMDes Bolali tetapi juga ada kabel PLN. Tapi kenapa yang dipersoalkan hanya fiber optik BUMDes yang sebenarnya melintasi saluran air.

"Tapi setelah melihat langsung, saya kira ini sangat naif juga jika harus bayar Rp 30 juta karena lewat saluran air yang sudah ada yang juga dilalui kabel PLN yang tidak berbayar. Terus kenapa harus berbayar untuk kabel optik," ungkapnya. 

Di saat bersamaan, Gus Halim juga menerima keluhan dari pihak Desa Bolali terkait adanya surat penolakan penurunan sewa dari PT KAI yang ditembuskan langsung ke pihak Kejaksaan, tidak melalui terlebih dahulu Bupati sebagai kepala wilayah. Hal tersebut tentunya menambah kekhawatiran warga desa.

Baca juga : Gus Halim Ingatkan Terus Berinovasi Dan Profesional

"Ini harus dipertanyakan, apa maksudnya. Seharusnya tidak seperti itu dan ini juga akan kita sampaikan ke Dirut PT KAI," kata Gus Halim. Selain terkait pembebanan biaya Rp 30 juta Gus Halim juga sangat menyayangkan pemotongan kabel fiber optik oleh PT KAI.

Soalnya, hal itu dilakukan pada saat anak anak desa membutuhkan jaringan internet untuk ujian sekolah. Di samping itu, menurut Gus Halim, pengembangan digitalisasi desa juga sangat berguna dan bermanfaat untuk memajukan perekonomian desa.

"Ini tentu berdampak pada anak-anak kita yang sedang ujian. Pembebanan Rp 30 juta kepada BUMDes itu juga cukup saya sayangkan karena usaha yang sedang digarap oleh BUMDes merupakan salah satu pilar ekonomi di desa, dan akan memberi dampak sangat luas dalam upaya peningkatan SDM serta digitalisasi desa," tegasnya. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.