Dark/Light Mode

Lewat Platform AVN, Produk Desa Bisa Tembus Pasar Internasional

Jumat, 12 Mei 2023 16:23 WIB
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar. (Dok. Kemendes PDTT)
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar. (Dok. Kemendes PDTT)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pembentukan platform Jejaring Desa ASEAN atau ASEAN Network Village (AVN) untuk memperkuat posisi desa-desa di ASEAN dengan saling berjejaring dan berkolaborasi dalam menghadapi tantangan perdesaan.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) memastikan, Jejaring Desa ASEAN akan memperluas akses potensi desa sehingga memberikan peluang lebih besar bagi produk desa menembus pasar regional dan internasional.

Senior Official Meeting on Rural Development and Poverty Eradication (SOMRDPE) ASEAN menjadi salah satu badan sektoral Pilar Kerja Sama Masyarakat Sosial Budaya yang terdiri dari para pejabat senior negara anggota ASEAN yang membidangi Pembangunan Perdesaan dan pengentasan Kemiskinan.

Di Indonesia, Focal Point (Pumpunan Nasional) SOMRDPE ASEAN dipercayakan kepada Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi sejak tahun 2020 melalui Surat Keputusan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, selaku Ketua Pilar Sosial Budaya ASEAN di Indonesia dan Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2020, tentang Penetapan Penanggung Jawab Penyelenggaran Kegiatan Pumpunan Nasional ASEAN Senior Official Meeting on Rural Development and Poverty Eradication.

Untuk memperkuat dan mengkoordinasikan kolaborasi ASEAN tentang pembangunan perdesaan dan pengentasan kemiskinan di bawah kerja sama fungsional ASEAN dan untuk mengimplementasikan rencana aksi, negara-negara anggota sepakat bahwa para Menteri ASEAN tentang Pembangunan Pedesaan dan Pemberantasan Kemiskinan (AMRDPE) akan berusaha untuk bertemu setidaknya sekali dalam dua tahun dan secara informal di antaranya.

Pertemuan-pertemuan tersebut diselenggarakan dan dipimpin secara bergilir dan untuk mengadakan pertemuan pejabat senior ASEAN tentang pembangunan perdesaan dan pemberantasan kemiskinan (SOMRDPE) setidaknya sekali setahun.

Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Kemendes PDTT Sugito yang juga penanggung jawab penyelenggaraan kegiatan pumpunan nasional ASEAN SOMRDPE mengatakan, forum ini diharapkan bisa membangun kolaborasi lintas sektor dalam rangka pembangunan desa dan perdesaan agar mampu bersinergi dan memiliki daya saing.

Baca juga : Gus Halim: Jejaring Desa ASEAN Perkuat Desa Di ASEAN

Sehingga kata dia, memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara dan secara luas untuk kemajuan kawasan ASEAN.

AVN diharapkan sebagai jaringan desa, kelompok desa, dan asosiasi desa yang terbuka, mandiri, dari bawah ke atas di seluruh AMS yang bertujuan untuk bertukar pandangan dan pengalaman mereka tentang solusi berkelanjutan dalam menanggapi tantangan pembangunan pedesaan, termasuk upaya mempromosikan transformasi dan inovasi digital di daerah pedesaan.

Platform awal AVN adalah tempat hingga 3 (tiga) desa dari masing-masing AMS, termasuk kelompok desa dan/atau asosiasi – dengan ruang untuk ekspansi ketika matang – bekerja menuju tujuan bersama pembangunan pedesaan berkelanjutan.

Ini akan mencakup Perwakilan Nasional untuk mensinergikan upaya pembangunan di semua tingkatan serta negara-negara AMS juga bisa belajar tentang kebijakan pembangunan desa di Indonesia, mengingat Indonesia adalah negara yamg memiliki kebijakan pembangunan desa yang terbaik di ASIA.

Sehingga ini sekaligus menjadi benchmark bagi negara-negara lain terkait pembangunan desa. Untuk diketahui, Association of Southeast Asian Nations atau disingkat ASEAN, adalah perhimpunan bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara.

Asosiasi ini mengembangkan hubungan persahabatan, kerja sama, dan kemitraan yang saling menguntungkan dengan negara-negara dan organisasi serta lembaga sub-regional, regional, dan internasional.

Terdapat delapan agenda pertemuan dalam KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo yang tujuh di antaranya akan dipimpin oleh Presiden Jokowi.

Baca juga : Wapres: Hidupkan Jalur Perdagangan Rempah Maluku

Adapun kedelapan agenda KTT ASEAN 2023, yakni: sesi pleno; pertemuan dengan wakil-wakil dari ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA); ASEAN Youth; ASEAN Business Advisory Council (ABAC); High-Levwl Task Force on ASEAN Community Post-2025 Vision (HLTF-ACV); sesi retreat KTT; dan KTT ke-15 Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT).

Terdapat tiga pilar Kerja Sama dalam ASEAN yaitu Pilar Kerja Sama Masyarakat Politik dan Keamanan, Pilar Kerja Sama Masyarakat Ekonomi ASEAN, dan Pilar Kerja Sama Masyarakat Sosial Budaya.

Didalam Kerja Sama Masyarakat Politik dan Keamanan terdapat 3 Badan Sektoral, Pilar Kerja Sama Masyarakat Ekonomi ASEAN terdapat 9 Badan Sektoral dan Pilar Kerja Sama Masyarakat Sosial Budaya terdapat 13 Badan Sektoral.

Sebelumnya, Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar menyatakan, Jejaring Desa ASEAN atau AVN juga merupakan platform terbuka untuk mendiskusikan dan mempertukarkan (sharing knowledge) berbagai isu yang terkait dengan pembangunan perdesaan dan pengentasan kemiskinan dan kebijakan pembangunan perdesaan di masa mendatang.

"ASEAN Villages Network (AVN) membuat suara desa didengar di tingkat lokal, nasional dan regional hingga internasional," kata menteri yang akrab disapa Gus Halim ini, seperti keterangan yang diterima RM.id, Jumat (12/5/2023).

Disamping itu, dengan berjejaring, desa-desa ASEAN dapat bertukar strategi dalam infrastruktur serta penggunaan digital, meningkatkan ketrampilan serta mempromosikan inovasi digital di tingkat perdesaan.

Tujuan utama AVN adalah, untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat ASEAN, dengan menggunakan forum pembelajaran kolaboratif sebagai pendorong berbagi praktik baik, saling belajar, mempromosikan pengembangan masyarakat pedesaan yang inovatif, progresif, mandiri dan berkelanjutan.

Baca juga : Jejaring Desa ASEAN Tingkatkan Kesejahteraan, Entaskan Kemiskinan

Hal ini akan berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang peduli di negara-negara anggota ASEAN. Dengan demikian, desa-desa di ASEAN akan semakin Kuat.

"Jaringan desa-desa di seluruh ASEAN juga akan berkontribusi dalam meningkatkan pemahaman yang lebih baik terkait budaya, serta memperkuat identitas ASEAN," kata Gus Halim.

Gus Halim juga menjelaskan latar belakang dari AVN adalah karena Pembangunan pedesaan masih menjadi fokus utama pembangunan di Asia Tenggara, yang merupakan rumah bagi 8,5 persen populasi dunia.

Serta pandemi Covid-19 memperparah tantangan yang sudah ada sebelumnya, terhadap pembangunan perdesaan.

Tantangan seperti ketahanan pangan, konektivitas, pasokan listrik dan air, pendidikan/literasi, ketenagakerjaan, migrasi ke daerah perkotaan, reformasi pertanahan, dan defisit infrastruktur.

"Pandemi ini juga telah mengganggu upaya untuk mencapai Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030," jelasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.