Dark/Light Mode

Trend Islam di AS (58)

Kekuatan Dialog

Jumat, 21 Juni 2019 11:49 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Salah satu hal yang memungkinkan Islam lebih eksis di AS ialah doktrin Islam yang mengedepankan dialog. Dalam Islam dialog memiliki kekuatan luar biasa. Allah Swt pun berdialog dengan Iblis, malaikat, dan manusia. Proses dialogis inilah yang seharusnya menjadi ciri setiap agama dan umat beragama. 

Allah Swt menurunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dalam kurun waktu 23 tahun. Mengapa tidak sekaligus? Kurang apa power yang dimiliki Tuhan untuk memaksakan kehendaknya kepada makhluk lemahnya yang bernama manusia? Kenapa tidak menggunakan kekuatan “Kun fa yakun”, langsung Al-Qur’an turun sekaligus dan nilai-nilainya terimplementasi di dalam masyarakat juga sekaligus? Sudah barang tentu di sini ada pelajaran penting buat manusia, khususnya umat beragama. Kekuatan dialog mampu mengangkat dan menghidupkan kembali komunitas masyarakat yang sudah jatuh berkeping-keping. 

Al-Qur’an memberikan pelajaran berharga tentang dialog. Turunnya wahyu berangsur-angsur sesungguhnya itu bagian dari dialog, bagian dari dialektika masyarakat yang mendapatkan pengakuan Tuhan. Meskipun Tuhan Maha Pemaksa (al-Qahhar) tetapi ia tidak menggunakan hak proregatifnya. Penciptaan alam dilakukan dengan proses kun fa yakun, tetapi penjabaran nilai-nilai kemanusiaan Tuhan menunjukkan sifat sabar- Nya (al-Shabur). 

Baca juga : Fenomena Ibn Warraq Dan Fred Donner

Ini penting buat kita bahwa, manakala mengoder suatu system nilai di dalam suatu masyarakat, kesabaran harus didahulukan seperti dicontohkan Tuhan. Sesungguhnya para Nabi pun juga meniru kekuatan dialog yang diperkenalkan Tuhan. Para Nabi sering mengdekati umatnya dengan kekuatan dialog. 

Pelajaran lain bisa dipetik dari kisah Nabi Nuh. Ia berdakwah selama 950 tahun tetapi pengikutnya bisa dihitung jari, akhirnya ia berdoa agar Allah swt menggunakan kekuatannya, sehingga ummatnya binasa selain yang naik di atas perahu mereka. Ini pula yang membuat Nabi Nuh menyesal seumur hidup sampai di hari Padang Mahsyar karena kesabarannya masih memiliki batas, tidak seperti yang dilakukan Nabi Muhammad Saw. 

Nabi Hud yang dikisahkan di dalam surah Al-A’raf juga menunjukkan dialog interaktif dengan para tokoh dan pemimpin masyarakatnya. Nabi Shaleh, Nabi Syuáib, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad, diabadikan dialog panjangnya dengan umatnya. 

Baca juga : Fenomena Mark A.Gabril

Para penganjur Islam pertama para sahabat Nabi dengan mengedepankan dialog, akhirnya satu persatu wilayah-wilayah Timur Tengah mempercayai Islam sebagai agamanya, yang dalam sejarah Islam disebut futuhat. Hal yang sama juga telah dilakukan oleh Para Wali Songo ketika pertama kali menganjurkan Islam di Kepulauan Nusantara. 

Pertama kali mereka melakukan dialog dengan raja-raja lokal dengan menunjukkan akhlaqul karimahnya, sambil berdagang dan berdakwah. Kekuatan dialog menjadi ciri khas mereka. Tidak pernah bosan berdialog bahkan dihujat dan dimaki sesuatu yang biasa bagi mereka yang memiliki jiwa besar. Kebiasaan untuk berdialog merupakan latihan untuk memilki jiwa besar dan dada yang lapang. 

Orang yang tidak biasa dan tidak mau berdialog hatinya kecil, nyalinya kerdil, dadanya sumpek, dan pikirannya sempit. Bahkan orang-orang yang anti dialog cenderung memilih jalur potong kompas, termasuk menggunakan kekerasan, bahkan dengan cara terorisme. Justru hal ini tidak pernah dicontohkan dalam setiap agama. Rahasia kesuksesan para Nabi bukan Karena melalui peperangan atau kekerasan tetapi pada umumnya melalui jalan dialog. 

Baca juga : Mengapa Abrahamic Religions di AS Kompak?

Kekuatan dialog dalam Islam membuat umat Islam gampang eksis di negara-negara yang menjunjung tinggi dialog. AS adalah sebuah negara yang juga sangat menjunjung tinggi dialog, karena itu, adalah wajar jika Imam Faisal mengekspresikan kenyataan ini dalam sebuah buku: What Right in Islam Is Right for America. ***
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.