Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Belajar Dari Diplomasi Hudaibiyyah (3)

Selasa, 29 Maret 2022 06:35 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Namun tidak berarti kaum kafir tidak memiliki kekuatan. Sisa-sisa kekuatan mereka sewaktu-waktu dihimpun untuk menyerang kekuatan Nabi, tetapi kekuatan-kekuatan mereka tetap dipatahkan.

Tentara-tentara kaum kafir Quraisy seringkali kehilangan fokus, sehingga meskipun jumlah mereka besar, tetapi mereka tetap tidak berdaya menghadapi pasukan Nabi yang sudah dilatih dengan menghadirkan pelatih-pelatih asing profesional, termasuk di antaranya yang amat terkenal sebagai arsitek perang Nabi, yaitu Salman al-Farisi, seorang expertist perang dari Persia.

Baca juga : Belajar Dari Diplomasi Hudaibiyyah (2)

Keunggulan diplomasi dan strategi Nabi memang betul-betul menakjubkan. Suatu ketika tahanan Perang Badar yang ditahan di depan mesjid menimbulkan persoalan. Nabi meminta pendapat para sahabatnya. Umar mengusulkan, laki-lakinya berlaku hukum perang, dibunuh dan perempuannya dijadikan budak.

Abu Bakar berpendapat lain. Ia mengusulkan agar tawanan perang dimanfaatkan potensinya untuk kekuatan umat Islam di Madinah. Nabi memilih pendapat Abu Bakar. Nabi kemudian meminta para sahabatnya memilah-milah tawanan perang, lalu mereka diminta mengajar dan membebaskan masyarakat Madinah dari buta huruf dan buta keterampilan.

Baca juga : Belajar Dari Diplomasi Hudaibiyyah (1)

Pembebasan bersyarat ini memperoleh hasil ganda, selain meningkatkan kekuatan potensi ekonomi umat, kebijakan ini juga membuat para tawanan perang berbalik mendukung Nabi dan menganut agama Islam dengan sadar tanpa paksaan, karena mereka baru sadar akan keluhuran budi pekerti Nabi dan keagungan ajaran Islam yang dilihatnya sangat berbeda dengan apa yang mereka dengar dari pimpinannya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.