Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Rekonsolidasi Strategi Kebudayaan Nasional (29)

Antara Politik Islam Dan Islam Politik

Selasa, 10 Januari 2023 06:30 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Agak sulit memang memisahkan antara politik Islam dan Islam politik. Nabi Muhammad Rasulullah SAW sebagai pemimpin umat dan sekaligus pemimpin bangsa luar biasa. Bukan hanya selalu sukses dalam medan perang tetapi juga selalu unggul dalam dunia diplomasi. Dalam dunia diplomasi ia seorang diplomat yang kawakan, disegani kawan dan musuh. Di medan perang ia juga sering tampil sebagai panglima ang­katan perang dengan sangat mengesankan semua pihak. Ia seolah membawa dunia diplomasi dan dunia perang yang amat berbeda dengan masyarakat (Arab) sebelumnya, yang sering disebut masyarakat atau negara komunisme.

Baca juga : Negara Dan Aliran Sesat

Diplomasi Nabi ialah memanggil Suhael berdidkusi den­gan Nabi. Setelah itu Rasulullah menerangkan kepada para sahabatnya, mengapa perjanjian itu diterima. Pertama pen­coretan kata bismillahirrahmanirrahim dan kata Rasulullah memang masalah tetapi lebih besar akibatnya bagi umat Islam jika perjanjian itu ditolak, karena posisi umat Islam masih minoritas. Butir-butir perjanjian itu diterima agar kaum kafir Quraisy Mekah tidak ditahan di Madinah agar tidak ikut membebani ekonomi Madinah yang sudah dibanjiri pengungsi. Sedangkan orang Islam yang dibiarkan ditahan di Mekkah pasti akan berusaha menjalankan politik tertentu untuk memecah belah kekuatan kaum kafir Quraisy di sana. Alhasil, semua produiksi Rasulullah benar dan saha­bat kemudian mengagumi kecerdasan Rasulullah SAW.

Baca juga : Memancasilakan Umat Beragama

Inilah politik Islam. Terkadang harus mundur selangkah untuk meraih kemenangan. Dalam posisi umat Islam masih miniritas tidak ada cara terbaik kecuali kooperatif dengan keiinginan mayoritas, demi menyelamatkan umat. Terkadang juga harus bersabar dan menanti saat yang tetpat untuk memulai sebiah strategi baru untuk mencapai kesuksesan menyelu­ruh. Politik Islam bukan untuk mentolerir jatuhnya korban hanya untuk mencapai kemenangan politik secara simbolis. Kemenangan substansial jauh lebih berharga ketimbang ke­menangan simbolek. Untuk apa kemenangan simbolik jika substansi Islam tidak bisa diimplementasikan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.