Sepenggal Kabar Dari Jatayu

DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Dunia pers sedang tidak baik-baik saja. Perkembangan teknologi menyebabkan disrupsi industri media. Maraknya platform sosial media mengubah kebiasaan masyarakat dalam mengakses informasi. Masyarakat yang selama ini mengakses informasi melalui media konvensional, kini memilih menggunakan sosial media untuk meng-update informasi. Platform digital selain cepat dan praktis, dapat berinteraksi langsung menanggapi informasi tersebut.

“Itu yang menjadi kekhawatiran insan pers pekan lalu di ajang HPN, Mo,” celetuk Petruk, sok tahu. Romo Semar diam tidak serta mau menanggapi komentar anaknya, Petruk. Semar sedang galau dengan cuaca ekstrem yang melanda berbagai wilayah Nusantara. Banjir bandang dan tanah longsor hampir terjadi di mana-mana. Kalau kita tidak mengantisipasi dengan baik, bukan tidak mungkin akan menimbulkan bencana yang lebih besar lagi.

Pisang rebus dan kopi pahit seperti biasa menemani sarapan pagi Romo Semar. Ada untungnya Dewi Kanestren menyajikan rebusan untuk suaminya. Minyak goreng saat ini sedang langka. Kalaupun ada, harganya mahal. Bahkan ada rencana untuk membeli minyak goreng harus menggunakan KTP. Kepulan asap rokok klobot membawa Semar ke zaman Ramayana, ketika Jetayu mengabarkan berita kebenaran kepada Ramawijaya.

Baca juga : Persiapkan Kebutuhan Ramadan Dari Sekarang

Kocap kacarito, Ramawijaya hidup terlunta-lunta di tengah hutan pasca diusir ibu tirinya dari Kerajaan Ayodya. Ramawijaya ditemani istrinya Dewi Sinta dan adiknya Laksmana. Selama mengembara di tengah hutan, ujian dan cobaan datang silih berganti. Walaupun hidup penuh dengan kesusahan, Rama tegar menghadapinya.

Prabu Rahwana tahu kalau Rama dan Sinta sedang berada di tengah hutan Dandaka. Rahwana ingin sekali menculik Dewi Sinta. Karena menurut wangsit dewa, Dewi Sinta merupakan penjelmaan atau titising Dewi Widawati. Siapa yang bisa memperistri titising Dewi Widawati akan bisa jadi lelanange jagat.

Rahwana bersama Kala Marica berhasil memperdaya Rama dan Laksmana. Kala Marica mengubah dirinya menjadi kijang emas untuk memisahkan Dewi Sinta dari Rama dan Laksmana. Saat itulah Dewi Sinta berhasil diculik oleh Prabu Rahwana.

Baca juga : Keunggulan Substansi Hawa

Burung Jetayu yang sedang terbang di Hutan Dandaka melihat Rahwana membawa kabur Dewi Sinta. Tanpa pikir panjang, Burung raksasa tersebut melabrak Rahwana. Prabu Rahwana sempat kaget dan melepaskan Dewi Sinta. Terjadilah pertempuran antara Jetayu dan Rahwana. Namun, Jetayu kalah sakti menghadapi Prabu Rahwana. Kedua sayap Jetayu dipotong oleh Rahwana. Sehingga Jetayu tidak bisa terbang lagi dan akhirnya jatuh ke tanah.

Jetayu jatuh di depan Rama dan Laksmana yang sedang bingung mencari keberadaan Dewi Sinta. Sebelum menemui ajalnya, Jetayu sempat berucap kepada Rama bahwa yang menculik Sinta adalah Prabu Rahwana dari Kerajaan Alengka.

“Burung Jetayu pembawa berita kebenaran, Mo,” celetuk Petruk, membuyarkan lamunan Romo Semar. “Betul, Tole. Kalau tidak dikasih tahu Jetayu, Prabu Rama tidak tahu di mana keberadaan istrinya Dewi Sinta. Namun Rama tidak begitu saja percaya informasi yang disampaikan Jetayu. Rama mengutus Anoman ke Alengka untuk memastikan kebenaran berita tersebut,” jawab Romo Semar. “Peran insan pers di era digital mampu menyuarakan dan memastikan kebenaran kepada masyarakat,” papar Romo Semar, sambil ngloyor. Oye

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.