Dark/Light Mode
Dalang Wayang Politik
Sebelumnya
Para lurah, demang dan bawahannya digilir untuk memberikan anak manusia sebagai upeti santapan raja. Pandawa menginap beberapa hari di rumah seorang demang di wilayah Eka Cakra.
Pada suatu malam, tuan rumah menangis karena men dapat jatah untuk memberikan upeti kepada prabu Boko. Dewi Kunti terbangun dengan sua raisak tangis Nyi Demang.
Baca juga : Rekrut Rektor Asing, Ide Ngawur!
Nyi Demang tidak tega harus menyerahkan anak semata wayangnya sebagai santapan sang raja. Kunti dan Pandawa su dah ditolong Nyi Demang diberi tem pat untuk menginap beberapa hari.
Sebagai balas jasa, Kunti menawarkan anaknya Bima sebagai upeti. Nyi Demang setuju dan keesokan harinya, membawa Bima untuk diserahkan ke Prabu Boko.
Baca juga : Freeport Kucurkan 33 Juta Dolar untuk Bangun Pusat Olahraga PON 2020
Prabu Boko gembira melihat upeti yang dipersembahkan Nyi Demang berbadan tinggi dan besar. Tanpa membuang waktu Prabu Boko siap untuk menyantap Bima. Tapi begitu dicengkeram, Bima melawan dan memukul Prabu Boko.
Terjadilah pertempuran antara Prabu Boko dan Bima di alun-alun kerajaan. Prabu Boko tewas oleh kuku tajam Pancanaka Bima. Tewasnya Prabu Boko disambut sorak kemenangan warga Eka Cakra.
Baca juga : Ekspansi Koalisi Durno
“Prabu Boko akhirnya tewas di tangan Bima, Mo,” celetuk Petruk. “Betul Tole. Atas tumbangnya Prabu Boko, para satria Pandawa dinobatkan sebagai pahlawan kerajaan Eka Cakra,” sahut Romo.
Sampai sekarang Prabu Boko dikenal sebagai raja suka memangsa rakyatnya sendiri. Raja yang suka menyengsarakan rakyatnya sama saja dengan penjajahan. Karena sama-sama melanggar hak asasi manusia. Oye. ***
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
