Dark/Light Mode

Pertarungan Sengkuni Dan Widura

Senin, 17 Juni 2019 13:53 WIB
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Ada dua kelompok yang saling bertentangan pasca-pemilihan Presiden Amerika. Pertama adalah kelompok garis kanan pendukung kebijakan Presiden Trump yang menyebut dirinya Trumpian America Firsters. Sedangkan kelompok kiri bernama New Doves. Sebagian besar didominasi oleh anak-anak muda yang peduli terhadap hak asasi manusia. Generasi New Doves tidak sepaham dan bahkan sering menentang kebijakan Trump. 

Walaupun kedua kelompok berbeda pandangan politik, tetapi dalam kebijakan luar negeri yang menyangkut kepentingan Amerika yang lebih besar mereka bersatu. Keduanya sepakat bahwa Amerika tidak perlu lagi fokus kepada kebijakan luar negeri dalam melestarikan tatanan dunia liberal. Kebijakan dalam negeri harus menjadi prioritas Presiden Trump untuk kesejahteraan rakyat Amerika.
 
“Beda dengan kelompok yang berseberangan di sini, Mo. Seharusnya setelah Hari Raya Lebaran kedua kelompok bersatu padu saling memaafkan. Sehingga sudah tidak ada lagi kelompok 01 atau 02. Yang ada 00,” celetuk Petruk cengengesan. Romo Semar diam tidak komentar. Rupanya Semar sedang galau mengikuti sidang sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK). Romo Semar waswas karena para pihak yang bersengketa saling memaparkan kejelekan masing-masing. Peristiwa ini mengingatkan pertarungan antara Sengkuni dan Yamawidura di penghujung perang Baratayuda.

Baca juga : Begal Jamus Kalimasada

Kocap kacarito. Perang Baratayuda adalah perangnya Kurawa dan Pandawa dalam memperebutkan tahta kerajaan Hastina. Perang yang berlangsung selama dua puluh hari tersebut memakan banyak korban. Baik di pihak Kurawa maupun pihak Pandawa.  Perang untuk menuntut keadilan dan kekuasaan menjadi sejarah hitam bagi darah Barata. Walaupun beberapa diplomasi dan perundingan sudah dicoba tetapi tidak ada titik temu antara Kurawa dan Pandawa. 

Yang menarik adalah perangnya Patih Sengkuni dan Yamawidura. Selain keduanya senopati tangguh, Sengkuni dan Yamawidura merupakan tokoh elite ring satu kekuasaan. Patih Sengkuni orang nomor dua di pihak Kurawa setelah Prabu Duryudono. Sedangkan Yamawidura selain menjabat sebagai Adipati Panggombakan, merupakan adik kandung Pandu Dewanata bapaknya satria Pandawa.
 
Saat keduanya berhadapan di medan perang, keduanya saling membeberkan kejelekan masing-masing. Patih Sengkuni dituduh pernah memperkosa Dewi Kunti. Sengkuni merupakan tokoh intelektual di balik kerusuhan dan pembakaran Bale Gala-Gala. Tidak terima dengan tuduhan Yamawidura, Patih Sengkuni menuduh balik bahwa yang membuat kerajaan Hastina hancur saat dipimpin Pandu adalah Yamawidura. 

Baca juga : Wejangan Begawan Kisowo Sidi

Widura dianggap orang yang bertanggung jawab atas gugurnya Prabu Pandu Dewanata saat perang melawan Prabu Tremboko dari Prenggondani. Masyarakat Hastina dan Amarta sempat shock mendengar pengakuan kedua tokoh sentral tersebut. Apalagi keduanya saling terbuka membeberkan kejelekan masing-masing. Dalam perang tanding tersebut Yamawidura tewas oleh keris saktinya Sengkuni.

“Perseteruan antar anak bangsa ibarat merang tangan landesan dengkul, memotong tangan beralaskan kaki. Artinya tangan kita luka dan kaki pun ikut berdarah-darah,” komentar Petruk. “Itulah yang terjadi di persidangan MK. Semua pihak mencari benarnya sendiri-sendiri. Tidak ada yang mengaku salah,” papar Romo Semar. Tapi jagat itu berlaku adil. “Sopo salah bakale seleh. Sopo mbibiti olo wahyune bakal sirno”. Artinya siapa yang salah akan lengser dan siapa yang berbuat tidak benar akan menuai akibatnya. Oye ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.