Dark/Light Mode
Menggagas Fikih Siyasah Indonesia (57)
Mengakomodasi Kearifan Lokal
RM.id Rakyat Merdeka - Salah satu ciri strategi perjuangan Islam di masa awal ialah mengakomodasi kearifan lokal. Menerapkan ajaran agama Islam tidak mesti berhadap-hadapan dengan kearifan lokal. Justru kearifan lokal bisa memperkuat sendi-sendi ajaran Islam.
Di sinilah keunikan Islam, selain memiliki daya akomodatif yang sangat tinggi terhadap kearifan-kearifan lokal, juga memiliki kekuatan inovatif yang sangat cepat dan progresif. Islam memiliki apa yang diistilahkan dengan Prof, Dr, Harun Nasution sebagai Ajaran Dasar dan Non-Dasar.
Baca juga : Menyesuaikan Trend Globalisasi Umat Islam
Ajaran Dasar bersifat absolut, universal, dan eternal, seperti seperti Rukun Iman dan Rukun Islam. Sedangkan Ajaran Non-Dasar besifat fleksibel, kontemporer, dan umumnya berbicara tentang hal-hal yang bersifat cabang (furu’iyyah). Wacana Islam Nusantara berada di dalam ranah Ajaran Non-Dasar.
Selama Islam Nusantara masih tetap di dalam wacana Ajaran Non-Dasar maka tidak perlu dikhawatirkan akan adanya kerancuan ajaran, karena Islam sebagai agama akhir zaman selalu membuka diri untuk menerima dan diterima oleh nilai-nilai lokal, sepanjang masih sejalan atau tidak bertentangan dengan Ajaran Dasarnya.
Baca juga : Dasar Toleransi Dalam Bernegara
Islam sebagai agama terbuka memiliki pola dialektik dengan lingkungan garapannya, memiliki batas toleransi dan kekuatan adaptasi yang memungkinkan dirinya diterima setiap orang dan kultur lokal, sungguhpun orang dan kultur itu samasekali asing dengan dirinya sendiri sebagai agama yang pertama kali diturunkan di dalam masyarakat Arab.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.