Dark/Light Mode

Menggagas Fikih Siyasah Indonesia (52)

Batas Kewenangan Pemimpin Publik (1)

Selasa, 18 Juli 2023 06:00 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Sampai di mana batas kewenangan seorang pemimpin public di sector privat? Apakah agama masuk dalam urusan privat atau public? Per­tanyaan ini sering muncul dan me­­nim­bulkan jawaban berbeda. Ba­gaimana konsep Fikih Siyash tentang hal ini?

Seperti yang pernah diurai­kan terdahulu bahwa Al-Qur’an dan hadis tidak mempunyai konsepsi secara men­detail tentang politik kenegaraan. Yang ditemukan hanyalah dasar-dasar etika di dalam bermasyarakat dan bernegara.

Baca juga : Batas Kepatuhan Terhadap Pemimpin

Urusan detainya diserahkan kepada kecerdasan dan musya­warah di dalam musyarakat. Dimungkinkan juga memilih konvensi yang sudah berlangsung dan di­terima baik di dalam segenap lapisan masyarakat.

Di dalam Al-Qur’an dijelaskan: “Dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.” (Q.S. Ali ‘Imran/3:159).

Baca juga : Pejabat Tidak Boleh Kebal Kritik

Beberapa hadis juga memperkuat pentingnya musyawarah di dalam menyelesaikan setiap perkara, antara lain: Dari Abu Hurairah juga pernah mengatakan: Nabi bersabda: Jika para pemimpinmu adalah orang-orang baikmu, dan para orang ­kaya­mu adalah orang derma­wan­mu; dan ­urusan-urusanmu senantiasa dimusyawarahkan olehmu maka hamparan bumi akan lebih baik bagimu daripada perutnya. Tetapi jika para pemimpinmu adalah orang jahatmu, dan para orang ­kaya­mu adalah orang kikirmu; dan urusan-urusanmu tidaklah engkau musyawarahkan maka perut bumi lebih baik untukmu daripada hamparannya. (HR Tirmizi, Sunan Tirmizi, Jilid 4, halaman. 259).

Demikian pula hadis dari Ibnu Abbas mengatakan, Nabi bersabda: Barangsiapa yang ingin se­suatu lalu ia musyawarahkan dengan seorang Muslim maka Allah akan memberikan petunjuk/menjadikan urusannya lebih baik. (HR Tabrani, al-Mu’jam al-Ausat, Jilid 1, halaman.181). Hadis lain dari Abu Hurairah mengtakan, Nabi bersabda: Minta petunjuklah kepada seorang yang berakal maka engkau akan terpetunjuk, dan janganlah engkau mendurhakainya karena engkau akan menyesal. (HR riwayat Alauddin bin Hisam, Kanzu al-Ummal, Jilid 3, halaman. 409).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.