Dark/Light Mode

Menggagas Fikih Siyasah Indonesia

Pelajaran Politik Dari Ratu Balqis

Kamis, 7 September 2023 06:10 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Meskipun ia seorang Ratu, ia selalu memberikan kepercayaan dan otoritas kepada para pem­besar lain untuk menyatakan pendapatnya.

Sebaliknya, hak dan kewenangan itu dimanfaatkan dengan baik oleh para pembesar dengan santun.

Self of belonging dari warga masyarakat terhadap negerinya sangat tinggi. Ini kita bisa li­hat dari banyaknya opsi yang diterima Balqis untuk mengan­tisipasi surat yang diterima dari Sulaiman.

Ini mengisyaratkan bahwa pe­mimpin yang besar ialah pemimpin yang memiliki banyak opsi, apalagi opsi-opsi itu dihimpun dari anggota masyarakat.

Pola kepemimpinan Balqis yang demokratis terlihat banyaknya opsi yang muncul dari pem­besarnya untuk menanggapi seruan dan tantangan Nabi Su­laiman.

Baca juga : Politik Santun

Di antara mereka ada yang mengusulkan dengan hard power, dengan mengedepankan kekuatan karena mereka yakin akan kekuatan yang dimilikinya.

Sebagian menganjurkan wait & see dan sebagian lainnya menganjurkan untuk kooperatif dengan menempuh pola win-win solution.

Akhirnya sebagai pemimpin yang cerdas, Ratu Balqis mengelaborasi seluruh opsi pembesarnya dengan memilih kebijakan.

Pertama, diupayakan dengan cara memberikan hadiah atau bisa juga disebut sebagai upeti. Kalau cara ini tidak berhasil maka pasukan militer yang berada di baris belakang.

Namun kenyataan menghen­daki lain dan di luar perkiraan, kedigdayaan Nabi Sulaiman betul-betul luar biasa sehingga berbagai opsi yang disiapkan tidak relevan.

Baca juga : Memelihara Akhlak Berpolemik

Cenderamata yang disiapkan beralih dengan misterius ke tangan Nabi Sulaiman tanpa seorang pun tahu bagaimana benda itu tiba lebih awal berkat kelihaian jin.

Tentara yang tangguh Ratu Balqis menjadi tidak berdaya ketika mereka dijemput dengan barisan binatang buas di samping bala tentara Nabi Sulaiman.

Meskipun demikian, Ratu Balqis tidak mau kehilangan akal. Walau kalah dari berbagai segi, tetapi mereka tidak merasa kalah dan dipermalukan.

Diplomasi dalam kondisi darurat dan berfikir jernih di saat-saat genting, membuat Ratu Balqis diterima dan diper­lakukan dengan baik oleh Nabi Sulaiman.

Keanggunan yang ditampilkan Ratu Balqis membuat Nabi Su­laiman terkesima dan malah di­perlakukan sebagai tamu agung dan kemudian dalam satu versi cerita Nabi Sulaiman memperistrinya.

Baca juga : Menjadikan Hukum Islam Sebagai Living Law

Meskipun seorang Nabi, Su­laiman juga mengajak para pem­besarnya untuk bermusyawarah dalam menghadapi kemungkinan sikap yang akan ditempuh oleh kekuatan Balqis.

Karena masing-masing men­junjung tinggi nilai-nilai musyawarah dan demokratis, maka akhirnya kedua kubu ini bertemu dan bersatu. Kedua tokoh itu sama-sama memasuki istana (27:44).

Bahkan keduanya melangsung­kan ‘perkawinan’ dan melahirkan generasi baru yang tangguh.

Keuntungan yang diperoleh dari pertemuan kedua tokoh tersebut antara lain, rakyat men­jadi senang dan tenang, bersatu­nya dua kekuatan, terhindarnya dari malapetaka peperangan dan terwujudnya kestabilan dan kesejahteraan di dalam masyarakat.

Kisah ini juga memberikan pelajaran kepada kita bahwa, kalau sinergi membawa keuntungan dan kemenangan, mengapa harus pecah?

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.