Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Kedengarannya aneh jika kita menyebut istilah ‘Politik Santun’. Hal ini disebabkan karena adanya anggapan umum di dalam masyarakat bahwa hampir di mana-mana politik itu seolah-olah berantitesa dengan kesantunan.
Baca juga : Memelihara Akhlak Berpolemik
Justru itulah Islam hadir untuk merekomendasikan terwujudnya “zuhud politik” atau memeliharan kesantunan di dalam berpolitik, terutama di dalam berpolitik praktis.
Baca juga : Menjadikan Hukum Islam Sebagai Living Law
Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim. (Q.S. Al-Hujrat/49:11)
Baca juga : Politik Imigrasi Dunia Islam
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al-Hujrat/49:11).
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.