Dark/Light Mode

Menggagas Fikih Siyasah Indonesia (83)

Jihad: Melawan Penyimpangan

Sabtu, 2 September 2023 05:55 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Sesungguhnya para Nabi diutus untuk memanusiakan manusia. Salahsatu penghambat terwujudnya sikap dan sifat kemanusiaan ialah terjadinya penyimpangan di dalam masyarakat. Baik penyimpangan moral, akidah, hukum, dan perilaku.

Hampir semua Nabi turun di dalam masyarakat yang berantakan. Mungkin karena itulah Allah SWT menurunkan Nabi di dalam masyarakat tersebut. Salahsatu di antaranya ialah masyarakat yang dihadapi Nabi Syu’aib.

Baca juga : Tasyaddud Bukan Jihad

Diabadikan di dalamAl-Qur’an bahwa Nabi Syu’aib diutus di dalam sebuah masyarakat yang korup sebagaimana diabadikan di dalam Al-Qur’an: “Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syuaib. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman”. (Q.S. Al-A’raf/7:85).

Sepanjang hidup, Nabi Syu’aib bergelut dengan para kaum koruptor pada zamannya, banyak dikutip di dalam buku-buku oleh pemimpin dunia Islam.

Baca juga : Sirojudin Abbas: PAN Lagi Berusaha Perbaiki Elektabilitas

Ia menyerukan belajar bagaimana keuletan menghadapi para kaumnya yang gemar menjalankan praktek korupsi. Jika ia membeli maka ia menggunakan takaran besar dan pada saat menjualnya ia menggunakan takaran lebih kecil.

Dari sudut inilah umat Nabi Syu’aib dikecam dan disiksa Allah SWT dengan siksaan yang pedih. Tentu saja Nabi Syu’aib tidak tinggal diam. Ia berusaha melakukan berbagai cara untuk membasmi penyakit korupsi yang melanda umatnya.

Baca juga : Keharusan Adanya Pemimpin

Nabi Syu’aib turun tangan langsung ke medan korupsi walaupun harus menghadapi segala macam resiko dan tantangan. Hasilnya cukup berarti, tetapi Nabi Syu’aib masih membutuhkan waktu dan kerja keras sangat panjang guna membersihkan seluruh akar tradisi korupsi di dalam masyarakatnya.

Dalam waktu bersamaan kaum kafir tetap menantang Nabi Syu’aib untuk meninggalkan Madyan, kota tempat Nabi Syu’aib mengembangkan ajaran kenabiannya, sebagaimana diabadikan di dalam Al-Qur’an: “Pemuka-pemuka dari kaum Syuaib yang menyombongkan diri berkata: “Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai Syuaib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami, kecuali kamu kembali kepada agama kami”. Berkata Syuaib: “Dan apakah (kamu akan mengusir kami), kendatipun kami tidak menyukainya?” Pemuka-pemuka kaum Syuaib yang kafir berkata (kepada sesamanya): “Sesungguhnya jika kamu mengikuti Syuaib, tentu kamu jika berbuat demikian (menjadi) orang-orang yang merugi”. (Q.S. Al-A’raf/7:88-90).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.