Dark/Light Mode
Menggapai Kesejukan Beragama (42)
Lakum Dinukum Wa Liyadin (2)
RM.id Rakyat Merdeka - Tentu akan lain halnya kalau problem itu sudah merambah ke dunia publik, artinya sudah keluar dari koridor privat agamanya, dan sudah bersentuhan dengan persoalan ketenteraman masyarakat umum, maka negara harus hadir di situ.
Kalau bisa diupayakan, oknum pemerintah yang menangani kasus itu seagama atau sealiran dengan pihak-pihak yang berkonflik.Jika berlainan agama agak riskan dicurigai para pihak yang bertikai di sana. Contoh kasus, penyerbuan kelompok teroris di salah-satu kompleks masjid di Poso sempat menimbulkan persoalan lain, karena di antara oknum yang terlibat di dalam penyerbuan itu berasal dari agama lain. Jadi semua pihak harus memilki sense of sensitivity di dalam mengurai persoalan keagamaan.
Baca juga : Lakum Dinukum Wa Liyadin (1)
Hal yang sering terjadi ialah seseorang tidak sadar mengomentari problem yang terjadi di dalam masyarakat tetapi ternyata menimbulkan persoalan baru, karena dianggap mencampuri persoalan internal. Lain halnya kalau para pihak yang bertikai bersama-sama menyepakati seorang tokoh yang berbeda agama untuk ikut membantu menyelesaikan problem internal suatu agama.
Penulis masih ingat almarhum Gus Dur yang sering diminta menyelesaikan berbagaikonfliki nternal yang terjadi di dalam agama lain di luar agama Islam yang dianut Gus Dur, dan hasilnya selesai secara memuaskan para pihak.
Baca juga : Mewaspadai Perbuatan Tidak Menyenangkan (2)
Demikian pula, sejumlah persoalan dalam lingkungan umat Islam diselesaikan oleh seorang tokoh non muslim di suatu daerah, terutama di daerah dimana komunitas muslim minoritas di wilayah tersebut. Inilah salah satu keajaiban wujud kearifan lokal yang dimiliki bangsa Indonesia.
Sekiranya ada seorang dari kelompok agama lain dengan sengaja berkontribusi terhadap perpecahan penganut agama atau aliran tertentu, entah caranya seperti apa, maka itu dapat dikategorikan Religious Hate Speech (RHS) karena ikut ”memanas-manasi” ketegangan internal.
Baca juga : Mewaspadai Perbuatan Tidak Menyenangkan
Sebaiknya semua pihak menahan diri untuk tidak gampang memberikan komentar terhadap problem internal keagamaan di luar agama yang dianutnya, sebab itu bisa menimbulkan persoalan baru. Mungkin persoalan internalnya sudah selesai, tetapi pernyataan sang pengamat belum selelsai karena dianggap memiliki kepentingan lain. ***
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.