Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Dinasti Politik Durgandini

Senin, 3 Agustus 2020 05:21 WIB
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Perang Baratayuda mungkin saja tidak terjadi seandainya Dewi Durgandini tidak memaksakan kehendaknya. Dewi Durgandini mengajukan syarat bersedia dikawin oleh Prabu Sentanu asal anak yang lahir dari rahimnya berhak menjadi raja Hastina. Padahal, dari perkawinan sebelumnya, Sentanu dengan Dewi Gangga sudah memiliki seorang putra bernama Dewabrata. Kisruh tatanan politik Hastina dan sumpah wadat Dewabrata inilah sebagai pemicu terjadinya perang saudara sesama darah Barata.

“Dari dulu yang namanya godaan jabatan dan wanita sulit dihindari Mo,” celetuk Petruk sok tahu. Romo Semar males untuk menanggapi Petruk. Romo Semar sedang prihatin dengan makin tingginya “Spike” korban Covid-19. Klaster-klaster baru bermunculan di area perkantoran yang seharusnya lebih paham dalam pencegahan dan protokol kesehatan. Selain munculnya klaster-klaster baru penyebaran Covid, ancaman resesi ekonomi global sudah di depan mata. Kopi pahit dan rebusan pisang tidak disentuhnya dan dibiarkan dingin di atas dipan. Kepulan asap rokok klobot tidak kuasa mengusir kegalauan pikiran Romo Semar. Ingatan Semar kembali ke zaman Mahabarata saat Palasara beseteru dengan Prabu Sentanu untuk memperebutkan Dewi Durgandini.    

Baca juga : Legitnya Klepon di Saat Pandemi

Kocap kacarito, Dewi Durgandini atau Setyawati adalah anak Prabu Basuketi dari kerajaan Wirata. Kecantikan sang putri tidak diragukan lagi. Suatu hari Dewi Durgandini terserang penyakit aneh dan harus mengungsi keluar keraton. Sekujur tubuh sang Dewi bau amis saat tubuhnya berkeringat. Dalam pengembaraan di tepi sungai Jamuna bertemu dengan seorang brahmana muda bernama Palasara dari pertapaan Sapta Arga. Palasara tidak tega melihat penderitaan Durgandini. Dengan kesaktiannya, Palasara berhasil menyembuhkan penyakit yang menyerang sekujur tubuh sang Dewi.

Remasan tangan Palasara saat menyembuhkan penyakit membuat jatuh hati Durgandini. Suasana sepi sepanjang aliran sungai Jamuna membuat gairah dua sijoli yang sedang dimabuk asmara. Kedua pasangan yang belum resmi sebagai suami istri melakukan hubungan terlarang. Dari hubungan gelap tersebut lahirlah seorang jabang bayi laki-laki bernama Abiyasa. Setelah melahirkan, Dewi Durgandini pulang ke Wirata dan Palasara kembali ke Sapta Arga dengan anaknya Abiyasa. Palasara berjanji akan menyusul Durgandini ke Wirata untuk melamar secara resmi.

Baca juga : Saktinya Buronan Kurawa

Sejalan dengan perjalanan waktu, Durgandini keburu dilamar oleh Prabu Sentanu, Raja Hastina. Berita sayembara Wirata tersebut terdengar oleh Palasara. Perasaan Palasara hancur begitu mendengar Durgandini mau diboyong ke Hastina oleh Sentanu. Terjadilah perang tanding antara Sentanu dan Palasara. Pertempuran keduanya tidak akan berhenti kalau saja Dewa Narada tidak melerainya. Terjadilah kompromi antara Palasara, Sentanu, dan Durgandini. Palasara mengalah dan rela Durgandini dipinang Sentanu. Prabu Sentanu berhak atas Durgandini. Akan tetapi yang berhak menjadi penerus kerajaan Hastina kelak adalah anak yang lahir dari Durgandini. 

Kompromi politik Prabu Sentanu dengan Durgandini sebagai pemicu munculnya dinasti kekuasaan Hastina. Palasara memilih mengalah dan tidak terpancing oleh godaan kekuasaan maupun kecantikan wanita. Justru kelak yang dapat meneruskan dinasti kekusaan Hastina adalah anaknya Abiyasa.

Baca juga : Prabowo Bisa Salip Luhut

“Palasara eling dan waspada. Tidak tergoda oleh nikmatnya kekuasaan Mo,” Sela Petruk membuyarkan lamunan Romo Semar. Benar Tole, Sak beja-bejane sing lali masih beja sing eling lan waspada. Kekuasaan memiliki tanggung jawab yang besar. Baik tanggung jawab kepada rakyat yang dipimpinnya maupun kepada Sang Pencipta. Perilaku legowo dan tidak memaksakan kehendak merupakan laku utama dalam menghadapi ujian hidup ini, seperti yang dicontohkan oleh Palasara. Oye.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.