Dark/Light Mode

Marahnya Ratu Prenggondani

Senin, 6 Juli 2020 05:01 WIB
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Patih Kalabendana tidak menyangka kalau dirinya bakal kena damprat bosnya di depan umum. Prabu Anom Gatotkaca sebagai orang nomor satu kerajaan Prenggondani tidak bisa mengendalikan emosinya saat menerima laporan Kalabendana. Saking emosinya Gatotkaca tega memukul kepala Kalabendana. Ajal menjemput dan Kalabendana gugur seketika dalam parepatan agung. Kemarahan Gatotkaca menewaskan Kalabendana berbuntut panjang. Kelak dalam perang Baratayuda, Gatotkaca mengalami kekalahan dan gugur oleh karmanya sendiri. 

Kocap kacarito, niat Kalabendana sebetulnya baik. Sebagai patih kerajaan atau orang nomor dua Prenggondani ingin memberikan laporan yang jujur. Menjelang perang besar Baratayuda yaitu perangnya klan Pandawa dan Kurawa telah terjadi krisis politik di mana-mana. Salah satunya di Kerajaan Prenggondani. Sebagai sekutu Pandawa Prenggondani mempersiapkan diri untuk ambil bagian dalam perang melawan Kurawa. Kerajaan Prenggondani dipakai sebagai “home base” dan tempat pengungsian bagi wanita dan anak-anak.

Baca juga : Emosi Kolektif Pandemi

Siti Sundari, istri Abimanyu, dititipkan di Prenggondani. Sebagai istri prajurit, Siti Sundari mendukung perjuangan suaminya untuk bela negara menghadapi musuh kerajaan. Abimanyu pamit maju perang menghadapi Kurawa dan minta istrinya tinggal di Prenggondani. Hubungan Abimanyu dan Gatotkaca memang dekat. Sebagai kakak nak ndulur secara emosional keduanya saling menyayangi. Gatokaca adalah anak Bima dari perkawinannya dengan Dewi Arimbi. Sedangkan Abimanyu anak Harjuna dari perkawinannya dengan Dewi Sumbadra. 

Dalam sidang agung kerajaan, Patih Kalabendana melaporkan keberadaan Abimanyu. Abimanyu bukannya bersiap maju ke medan laga tapi masih berada di kerajaan Wiratha. Anak Harjuna ini tanpa sepengetahuan Siti Sundari kawin lagi dengan Dewi Utari sekar kedaton Wiratha. Mendengar laporan Kalabendana, Siti Sundari ibarat disambar petir di siang bolong. Siti Sundari bergegas menyusul Abimanyu ke Wiratha. Tanpa pikir panjang, Gatotkaca menimpakan kemarahannya kepada Kalabendana atas kecerobohan membocorkan rahasia perselingkuhan Abimanyu. Gatotkaca menampar dan memukul Kalabendana hingga tewas.

Baca juga : Empat Satria Mencari Dewa Wisnu

Kalabendana gugur dalam mempertahankan kejujurannya. Dia melaporkan keadaan Abimanyu akan tetapi diterima lain oleh Gatotkaca. Kelak dalam perang Baratayuda Gatotkaca mengalami kekalahan dan tewas saat melawan senopati Kurawa Adipati Karna. Sebetulnya kesaktian Gatotkaca mampu menandingi Adipati Karna. Gatotkaca bisa melesat terbang di atas awan untuk menghindari kejaran panah Kuntowijaya milik Adipati Karna. Tapi nasib berkehendak lain. Panah Kuntowijaya yang tidak bisa lagi mengejar Gatotkaca justru didorong oleh arwah Kalabendana. Panah Kuntowijaya mengenai dada Gatotkaca dan seketika itu tewas di atas awan.   

“Hidup ini ibaratnya panggung sandiwara, Mo,” celetuk Petruk menyimak drama tragis Abimanyu. Romo Semar hanya mesem menanggapi komentar Petruk. Kopi pahit dan penganan tiwul singkong dari Gunung kidul membuat suasana pagi jadi gayeng. “Betul Tole, selain panggung sandiwara, hidup itu ladangnya salah dan lupa,” jawab Romo Semar pendek. 

Baca juga : Inovasi di Era Pandemi

Setidaknya ada empat hal supaya pemimpin tidak gampang marah dalam menghadapi cobaan hidup. Pertama, seorang pemimpin harus ingat atas kebesaran Hyang Agung. Karena kekuasaan yang melekat pada dirinya berasal dari Tuhan. Kelak amanah tersebut harus dipertanggungjawabkan. Pemimpin yang baik harus tahu bagaimana cara menyembah kepada Sang Khalik. Manembah merupakan  ungkapan rasa syukur kepada Pencipta. Selain itu seorang pemimpin harus bertindak adil. Pemimpin yang adil tidak gampang menyalahkan orang lain. Dan yang terakhir, seorang pemimpin harus bisa mengamalkan ilmunya dengan baik. Hanya dengan ilmu bermanfaat seorang pemimpin dapat menyelesaikan permasalahan dengan bijaksana. Oye

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.