Dark/Light Mode

Emosi Kolektif Pandemi

Senin, 29 Juni 2020 05:01 WIB
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Bethari Ulu Wasi marah begitu cintanya ditolak Harjuna. Sebagai bidadari khayangan tidak semestinya hasrat untuk bercumbu dengan pujaan hati terhempas begitu saja. Ulu Wasi pantas marah karena Harjuna memperlakukan dirinya tidak fair. Harjuna menerima cinta Dewi Supraba dan Bethari Wilutama. Padahal kecantikan Ulu Wasi tidak kalah dibanding Dewi Supraba dan Wilutama. Kemarahan Ulu Wasi berbuntut sumpah serapah. Harjuna disabda tidak bisa bercumbu dan melakukan olah asmara dengan wanita selama setahun. Hancur lebur hati Harjuna mendapat sabda dari Ulu Wasi. Selama setahun Harjuna tidak bisa menjalankan tugas sebagai laki-laki sejati.

Kocap kacarito, konon Harjuna berhasil menumpas musuh para dewa yaitu Prabu Niwatakawaca dari kerajaan Hima Himantaka. Niwatakawaca ingin memperistri bidadari khayangan bernama Dewi Supraba. Para dewa menolak keinginan raja raksasa tersebut. Dengan alasan pakem perkawinan, yaitu seorang raksasa harus kawin dengan raksasi. Merasa lamarannya ditolak, terjadilah perang antara wadya raksasa dari Hima Himantaka dan para dewa. Bethara Indra sebagai panglima perang khayangan tidak mampu menahan serbuan bala tentara raksasa. Melihat para dewa terdesak, Bethara Guru turun tangan. Guru turun ke Arcapada mencari jago untuk mengalahkan Prabu Niwatakawaca.

Baca juga : Empat Satria Mencari Dewa Wisnu

Harjuna sedang bertapa di Gunung Indrakilo dengan nama samaran Begawan Ciptaning. Kesaktian dan olah panah Ciptaning tidak diragukan lagi. Bethara Guru minta kesediaan Begawan Ciptaning untuk menjadi jagonya para dewa. Kelak kalau berhasil menumpas musuh para dewa, Harjuna diberi hadiah bidadari dan berhak menjadi raja selama empat puluh hari di Khayangan. Konon Prabu Niwatakawaca tewas oleh panah sakti Pasopati milik Harjuna. Saat menjadi raja di khayangan itulah Harjuna berlaku tidak adil terhadap para bidadari termasuk Bethari Ulu Wasi.

“Raden Harjuna menjalankan kehidupan tidak normal selama setahun, Mo,” celetuk Petruk menyimak flashback cerita Romo Semar. “Emosi Harjuna secara kolektif mempengaruhi kekuatan satria Pandawa,” papar Petruk. Romo Semar tidak serta merta mau menanggapi komentar Petruk karena pikirannya sedang galau. Kopi pahit dan kepulan asap rokok klobot tidak mampu mengusir kegelisahannya. Isu PKI dan bakar membakar bendera partai semakin menambah rasa waswas Semar. Di era menghadapi pandemi bukannya saling bahu membahu malah saling cakar-cakaran.

Baca juga : Inovasi di Era Pandemi

“Justru musibah yang diderita Raden Harjuna membawa berkah saat para Pandawa nawur kawula di Wiratha,” jawab Romo Semar pendek. Para Pandawa hidup dalam penyamaran selama setahun dari kejaran para Kurawa. Perilaku Harjuna yang tidak bisa kumpul dengan wanita membuat dirinya berperilaku seperti layaknya wanita. Dan dirinya dengan mudah menyamar sebagai guru tari kerajaan dengan nama samaran Wrahatnala. Puntodewa menyamar sebagai lurah pasar Wiratha. Bima menyamar sebagai Jagal Bilawa.

Para Pandawa hidup dalam kehidupan tidak normal selama setahun di Wiratha. Seorang yang memiliki jiwa satria harus berani hidup menderita sebagai rakyat jelata. Dengan kekuatan emosi kolektif yang dimilikinya, Pandawa dapat menyatukan kekuatan untuk menghadapi Kurawa. Setelah berhasil melakukan penyamaran di Wiratha. Pandawa dengan mudah mengalahkan kedoliman Kurawa dalam perang Baratayuda.

Baca juga : New Normal Vs Memecah Belah

Belajar dari emosi kolektif satria Pandawa. Negeri ini memerlukan keteladanan kepemimpinan untuk memberikan energi positif dalam mengelola emosi kolektif masyarakat. Emosi rakyat kita tercabik-cabik akibat dampak pandemi yang sudah berlangsung tiga bulan. Ada tiga pilar dapat menyatukan emosi kolektif masyarakat kita; yaitu norma agama, kearifan budaya dan idiologi negara. Bagaimana kita mau mengelola emosi dengan baik kalau ketiganya malah mau dibenturkan satu dengan yang lain. Oye

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.