Dark/Light Mode

Analisis Pengamat Politik

Koalisi Gemuk Tidak Jamin Cakada Jadi Jawara Pilkada

Senin, 6 Juli 2020 05:35 WIB
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago (Foto: Istimewa)
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Koalisi gemuk bakal mewarnai sejumlah Pilkada 2020. Tapi, hal itu belum tentu menggambarkan dukungan nyata dan jadi jaminan calon kepala daerah (cakada) menang.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago dan pengamat politik dari Universitas Islam Riau (UIR), Panca Setyo Prihatin, kemarin. “Jangan lupa kalau dukungan parpol itu sebenarnya hanya prasyarat maju atau mendaftar pilkada. Tapi dukungan besar parpol atau koalisi gemuk tidak menjamin cakada bisa menang,” kata Pangi kepada Rakyat Merdeka.

Pangi mencontohkan, pada  Pilkada DKI Jakarta dimana  pasangan Ahok-Drjarot didukung banyak partai, tapi tumbang. “Pilkada DKI mestinya jadi pelajaran cakada, dimana dukungan banyak parpol belum tentu menghantarkan calon menang,” ujarnya.

Dalam era pemilihan langsung ini, lanjut Pangi, suara  satu pemilih lebih berarti untuk menghantarkan kemenangan cakada di pilkada. “Itu karena suara pemilih lebih menentukan ketimbang suara partai. Partai dianggap penting ketika akan menggenapkan syarat pencalonan kepala daerah,” jelasnya.

Baca juga : Rumput Tetangga Lebih Hijau Kejadian di Saat Pandemi Ini

Terbukti, kata Pangi, pada Pilkada 2012 Jokowi-Ahok hanya  didukung PDIP dan Gerindra melawan koalisi besar parpol. Tapi, Jokowi-Ahok menang. Begitu pula di Pigub DKI 2017, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang hanya didukung Gerindra dan PKS mampu membuyarkan harapan pasangan Ahok Djarot Syaiful Hidayat yang didukung koalisi gemuk.

Begitu pula dengan Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Makassar 2018. Ketika itu, Pilwalkot Makassar hanya diikuti satu pasangan calon. Adalah Andi Munafri Arifuddin-Rachmatika Dewi. Mereka memborong 10 partai. Tapi apa hendak dikata, koalisi gemuk ini tidak bisa mengantarkan pasangan Andi Munafri Arifuddin-Rachmatika Dewi menduduki kursi Wali  Kota-Wakil Wali Kota Makassar. 

Pasangan ini gagal meraih suara mayoritas pemilih. Mereka dikalahkan kotak suara. Akhirnya, Pilwalkot Makassar tanpa pemenang pilkada. “Dari situ sudah kelihatan,  koalisi gemuk parpol belum  tentu menghasilkan suara gemuk  juga,” tegasnya.

Pengamat politik Universitas Islam Riau (UIR) Panca Setyo Prihatin menyebutkan, dukungan masif parpol di parlemen terhadap cakada merupakan bagian dari dinamika politik parlemen ketimbang dukungan real dari pemilih. Dukungan itu  bukan satu-satunya indikator  kemenangan cakada di pilkada.

Baca juga : Marahnya Ratu Prenggondani

“Dapat dukungan 60 atau 70  persen kursi di parlemen, hal itu tak bisa menjadi tolok ukur dalam  memastikan cakada meraih suara di lapangan. Dukungan di parlemen terkadang sifatnya tidak linear dengan dukungan dari pemilih. Koalisi gemuk di parlemen  tak menjamin cakada menang pilkada,” jelas Panca.

Panca menuturkan, dukungan kursi parpol untuk pencalonan  cakada merupakan bagian kelengkapan administrasi pemilu  saja. Ketimbang jaminan kemenangan pada pemilu. Hanya saja, dukungan masif dari parpol akan sangat membantu cakada  dalam melakukan sosialisasi.

“Tapi, itu bagi cakada yang  faktor ketokohannya menjanjikan. Bagi cakada seperti ini, dukungan dari segelintir parpol saja sudah banyak membantu. Apalagi kalau dukungan itu berasal dari banyak partai,” ujarnya.

Panca mengamini faktor ketokohan belum cukup memastikan suatu kemenangan. Sebab, sejumlah faktor ikut mempengaruhi kemenangan cakada. “Faktor ketokohan punya peran penting pada setiap pilkada,  terutama bagi cakada yang memperoleh dukungan terbatas  dari parpol,” bebernya.

Baca juga : Emosi Kolektif Pandemi

Adapun pada Pilkada 2020, cakada dari unsur petahana berpeluang membentuk koalisi gemuk. Hal ini dipengaruhi peluang menang petahana pada  gelaran pilkada di tengah pandemi Covid-19. Terlepas unsur Covid-19, sejumlah pilkada di  Indonesia memiliki rekam jejak kemenangan cakada melawan koalisi gemuk. [EDY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.