Dark/Light Mode
Rasmu Tidak Menentukan Islammu (3)
Sebuah Paradoks Nyata Kasus Saudi Dan Amerika
RM.id Rakyat Merdeka - Kita kenal bahwa Saudi memang menganut paham agama Wahabisme. Sebuah paham yang awalnya bertujuan membasmi penyelewengan religius (syirik dan khurafat) yang marak ketika itu. Sayang, di kemudian hari paham itu menjadi kendaraan bagi pemahaman agama yang blunder di abad modern.
Penafsiran agama Wahabi atau pemahaman agama yang diakui sebagai pemahaman murni (puritanisme), saat ini justru menjadi kendaraan gaya hidup materialisme dan hedonisme. Sebuah paradoks nyata.
Baca juga : Paradoks Kehidupan, Kepintaran Tidak Jarang Melahirkan Kejahilan
Khawatirnya, ini pula yang sedang terlihat di tanah kelahiran baginda Rasul SAW saat ini. Setelah mengalami ragam kritikan atas “rigiditas”, baik dalam pandangan agama maupun politiknya, saat ini Saudi ingin menyampaikan kepada dunia, bahwa kini Saudi sudah mengalami reformasi. Tapi reformasi itu ternyata juga mengalami kebablasan.
Mentalitas teokratis yang bersifat hitam putih, tidak siap menerima lingkungan “kebebasan”. Akibatnya, terjadi penangkapan masif mereka yang dianggap berseberangan dengan penguasa.Peristiwa mutakhir adalah pembunuhan secara sadis seorang wartawan senior, Jamal Kashogy. Diyakini oleh banyak kalangan bahwa pembunuhan itu tidak dapat dilepaskan dari kekritisannya kepada pemerintahan Saudi.
Baca juga : Tulisan Lama Goenawan Mohamad
Kebebasan yang diberikan di satu pihak kepada kaum wanita untuk mengendarai mobil, ternyata dapat dicurigai sebagai “taqiyah” semata untuk menutupi ragam pelanggaran HAM. Ribuan ulama dan aktivis saat ini sedang dipenjarakan di Saudi Arabia.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.