Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Etika Politik Nabi Muhammad SAW (51)

Mengapresiasi Pluralitas (1)

Minggu, 10 Januari 2021 05:00 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Perbedaan dan pluralitas adalah sunnatullah yang harus diakui. Bahkan Nabi pernah mengatakan: Ikhtilaf baina ummati rahmah (perbedaan pendapat bagi umatku adalah rahmat), demikian sebuah qaul yang sering disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw.

Meskipun hadis ini penulis belum men-tarjih keshahihannya, tetapi maksud dan spiritnya sejalan dengan sejumlah ayat dalam Al-Qur’an. Di antaranya ialah: Janganlah kalian (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain. (Q.S. Yusuf/12:67).

Baca juga : Penerapan Sanksi Sosial (4)

Dalam ayat lain juga ditegaskan: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. al-Hujurat/49:13).

Baca juga : Penerapan Sanksi Sosial (3)

Kedua ayat di atas mengisyaratkan perlunya sikap lapang dada dalam menerima perbedaan. Ayat pertama di atas mengisyaratkan kelonggaran setiap individu untuk memilih jalan hidupnya masing-masing tentunya sesuai dengan tuntunan umum yang telah digariskan Tuhan di dalam Kitab Suci-Nya.

Meskipun ayat ini konteksnya Nabi Yusuf bersama dengan saudara-saudaranya, tetapi sesungguhnya memberi inspirasi kepada kita bahwa hidup ini pasti akan lebih mudah jika dimungkinkan menempuh jalan yang berbeda-beda. Ayat kedua mengisyaratkan pluralitas makhluk ciptaan Tuhan yang tak terbantahkan.

Baca juga : Penerapan Sanksi Sosial (2)

Kedua ayat di atas juga mengingatkan dan sekaligus menginspirasi kita bahwa yang penting, meskipun pilhan jalannya berbeda-beda, tetapi tetap kita diminta untuk bermuara kepada sebuah titik temu atau common flatform.

Istilahnya dalam Al-Qur’an ialah: Ta’alau ila kalimah sawa’ bainana wa bainakum (marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu. (Q.S. Ali 'Imran/3:64). Arti dasar dari ta’al (dari akar kata ‘al berarti tinggi, atas, yakni naiklah ke tempat yang lebih tinggi, niscaya kalian akan sampai kepada sebuah titik temu.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.