Dark/Light Mode

Siapa Otak Perpres No. 10 Tahun 2021

Kamis, 4 Maret 2021 07:13 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

RM.id  Rakyat Merdeka - Cerita megenai keputusan Presiden Jokowi mencabut Peraturan Presiden (Perpres) No.10 tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal, mestinya belum selesai. Jika Jokowi presiden yang smart dan serius, dia harus meneliti secara saksama: (1) Siapa yang paling awal mengusulkan diterbitkannya Perpres tersebut? (2) Siapa saja Staf Presiden/Menteri yang mendukung penuh penerbitan Perpres itu? (3) Apa sebetulnya tujuan Perpres itu ? (4) Mengapa Perpres yang begitu penting, proses penyusunannya, sama sekali tidak melibatkan Wakil Presiden Ma’ruf Amin?

Empat pertanyaan penting itu harus dicari jawabannya oleh Presiden Jokowi?

Baca juga : Catat Yuk, Rabu Ini Layanan SIM Keliling Hadir Di 5 Lokasi

Perpres yang diteken 2 Februari 2021 dan hanya berumur satu bulan itu, sungguh mencoreng martabat pemerintah Jokowi, terutama Jokowi sendiri!

Pada era Soeharto, saya dapat cerita dari Prof. Dr. Djamaluddin (alm), ahli bedah, mantan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang kemudian diangkat sebagai salah satu anggota Tim Dokter Kepresidenan, bahwa Presiden Soeharto seorang pemimpin yang sangat cermat dan hati-hati. Tiap sore, pulang dari kantor, beliau selalu membawa tumpukan dokumen penting untuk dipelajari di rumah dan ditandatangani. Esok paginya, Soeharto kembali ke Bina Graha dengan tumpukan dokumen yang sudah ditandatangani. Satu per satu surat keputusan yang diminta tandatangannya oleh menteri atau staf dekatnya dibaca, diteliti secara cermat sekali sebelum ditandatanganinya/diparaf.

Baca juga : Anies Dihimpit Banjir Dan Politik

Hal ini diketahui Djamaluddin karena hubungan pribadinya yang sangat dekat dengan Presiden Soeharto semenjak Prof. Djamal melakukan tindakan operasi atas diri Presiden di RS Carolus, didampingi oleh beberapa dokter ahli dari Amerika. Menurut Pak Harto, tugas presiden sangat berat. Setiap surat keputusan yang dikeluarkan Presiden pasti mengandung konsekuensi sangat serius, menyangkut kepentingan seluruh rakyat. Maka, sebisa mungkin, keputusan yang dikeluarkan jangan sampai keliru/merugikan rakyat, atau malah membuat rakyat marah.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.