Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Anies Dihimpit Banjir Dan Politik

Rabu, 24 Februari 2021 07:24 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

RM.id  Rakyat Merdeka - Banjir yang melanda Jakarta selama 10 hari terakhir–juga Bogor, Depok, Karawang dan Bekasi–mempunyai kemiripan dengan banjir awal 2014, juga menjelang dan pasca Imlek. Ketika itu, selama 3 Minggu, Ibukota terus diguyur hujan lebat, pagi siang dan malam. Bahkan tengah malam buta pun, masyarakat “dipaksa” tidur bersama hujan.

Januari 2014, puluhan wilayah Jakarta digenangi banjir dengan ketinggian cukup memprihatinkan, bahkan ada yang mencapai ketinggian 2 (dua) meter. Akibatnya, Jokowi dikecam, dicaci-maki. Orang dekat SBY ikut-ikutan mengecam Jokowi. Katanya, banjir di Jakarta bukti ”politik blusukan” Jokowi gagal.

Amien Rais, politisi nasional yang beberapa kali gagal jadi presiden ikut nimbrung dengan mengusulkan agar Jokowi segera minta maaf kepada masyarakat Jakarta terkait soal banjir ini.

Baca juga : Kritik Dan Kecaman Dalam Demokrasi

Blusukan Jokowi ke pemukiman kumuh dan naik perahu karet besama sejumlah petinggi TNI untuk membersihkan sungai Ciliwung dituding tidak lebih pencitraan.

Namun, sang Gubernur tidak pernah terusik oleh kritik dan kecaman yang datang cukup bertubi-tubi, khususnya dari dunia maya. Dia tetap setia turun ke lapangan, terjun langsung melihat situasi banjir, dan memberikan instruksi-instruksi kepada sejumlah penjaga pintu air.

Ia memperingatkan semua warga yang tinggal di bantaran kali: Tidak ada toleransi lagi bagi masyarakat di sana. Kedua tepi semua sungai di Ibukota harus dibersihkan dari pemukiman, teriak Jokowi.

Baca juga : Moeldoko Menggoyang Demokrat, Ada Apa?

Jangan lupa, ketika itu Jokowi dengan dukungan sejumlah partai politik, sedang mempersiapkan diri untuk ”nyapres”. Lawan-lawan Jokowi, tampaknya, mengeksploitir isu banjir bandang untuk menjatuhkan nama baik Jokowi, sehingga diharapkan jalannya menuju kursi RI-1 bisa terjegal.

Namun, sejarah mencatat kritikan, caci maki dan psywar, ternyata, gagal total menjegal jalan Jokowi ke Istana Merdeka.

Banjir di Ibukota sejak pasca Imlek 2021 mungkin lebih dahsyat dibandingkan banjir Januari 2014. Ratusan RW di seluruh Jakarta nyaris terendam. Puluhan kendaraan mobil terendam karena tidak sempat diselematkan oleh pengendaranya. Korban jiwa memang tidak banyak. Namun, rumah yang terendam dan rusak tidak terhingga jumlahnya. Korban yang mengungsi mencapai puluhan ribu. Sebagian besar nyaris sengsara karena lambannya bantuan sandang-pangan yang datang.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.