Dark/Light Mode

Riset Terbaru: Kekebalan Hybrid Berikan Perlindungan Terbaik Terhadap Covid

Sabtu, 2 April 2022 10:24 WIB
Ilustrasi vaksinasi Covid-19 (Foto: Dwi Pambudo/RM)
Ilustrasi vaksinasi Covid-19 (Foto: Dwi Pambudo/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dua hasil riset terbaru menyebutkan, orang-orang yang memiliki kekebalan hybrid karena telah divaksin penuh dan sebelumnya terinfeksi Covid-19, memiliki perlindungan terkuat terhadap virus.

Studi ini menyoroti pentingnya vaksinasi terhadap mereka yang memiliki kekebalan alami, setelah pulih dari penyakit. Setelah dua tahun pandemi, yang telah menyebabkan hampir 500 juta orang terinfeksi dan miliaran orang telah divaksin.

Salah satu dari dua penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet Infectious Diseases, menganalisis data kesehatan yang melibatkan lebih dari 200 ribu orang di Brazil yang terkena Covid gejala berat, pada tahun 2020 dan 2021.

Seperti diketahui, pada masa itu, Brazil mencatat angka kematian Covid-19 terbesar kedua di dunia.

Baca juga : Tiket KA Lebaran Sudah Bisa Dipesan, Jangan Sampai Kehabisan

Hasil studi tersebut juga menyebutkan, orang-orang yang sudah disuntik vaksin Pfizer-BioNTech dan AstraZeneca memiliki 90 persen perlindungan terhadap rawat inap dan kematian, CoronaVac China 81 persen, serta Johnson&Johnson 58 persen.

“Keempat vaksin ini telah terbukti memberikan perlindungan ekstra yang signifikan, bagi mereka yang memiliki infeksi Covid-19 sebelumnya,” kata penulis studi Julio Croda dari Universitas Federal Mato Grosso do Sul seperti dikutip AFP, Jumat (1/4).

Sementara Profesor Pramod Kumar Garg dari India's Translational Health Science and Technology Institute memaparkan, kekebalan hybrid yang dimunculkan oleh infeksi alami dan vaksinasi, kemungkinan akan menjadi norma secara global.

"Mungkin juga, dapat memberikan perlindungan jangka panjang.  Bahkan, terhadap varian baru yang muncul,” ujar Kumar Garg.

Baca juga : BNPT Dorong Kementerian Dan Lembaga Serius Perhatikan Penyintas Tindak Terorisme

Terpisah, studi yang menggunakan data Swedia hingga Oktober 2021 menemukan fakta, bahwa orang yang pulih dari Covid-19 dapat mempertahankan tingkat perlindungan yang tinggi terhadap infeksi ulang, hingga 20 bulan.

Sementara orang yang memiliki kekebalan hybrid dua dosis vaksin, memiliki risiko infeksi ulang 66 persen lebih rendah, ketimbang mereka yang hanya memiliki kekebalan alami.

Menanggapi hasil riset ini, Profesor Kedokteran di University of East Anglia di Inggris, Paul Hunter yang tidak terlibat dalam penelitian ini mengatakan, 20 bulan adalah jangka waktu perlindungan yang sangat baik dari kekebalan alami.

Namun, Hunter mengingatkan, kedua studi diselesaikan sebelum varian Omicron mendominasi dunia. Secara khusus, ini menurunkan nilai perlindungan dari infeksi sebelumnya  

Baca juga : Kementan Tekankan Pentingnyan Akses Pangan Terbuka Bagi Dunia

Sementara itu, sebuah studi di Qatar yang diterbitkan di situs web pra-publikasi medRxiv pekan lalu, memberikan suatu insight tentang perlindungan yang ditawarkan oleh imunitas hybrid terhadap Omicron.

Tiga dosis vaksin dilaporkan memiliki efektivitas 52 persen terhadap infeksi bergejala dari subvarian BA.2 Omicron. Efektivitas itu melonjak menjadi 77 persen, ketika pasien sebelumnya telah terinfeksi Covid.

Studi yang belum menjalani peer reviewed ini menyimpulkan, kekebalan hybrid yang dihasilkan dari infeksi sebelumnya dan vaksinasi booster, memberikan perlindungan terkuat terhadap subvarian BA.1 dan BA.2. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.