Dark/Light Mode

Heboh Di Eropa, Olive Lee Borong Token Sangkara

Selasa, 14 Juni 2022 20:13 WIB
Presenter yang kini jadi promotor musik, Olive Lee. (Foto: Istimewa)
Presenter yang kini jadi promotor musik, Olive Lee. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Olive Lee kembali ke Indonesia usai lama tinggal di Belanda. Kedatangan eks presenter yang kini jadi promotor musik itu untuk mencari pembuat Token Sangkara ($MISA). Proyek itu menggabungkan pertanian dalam dunia nyata dalam satu metaverse.

PT Mitra Sangkara Abadi selaku pemilik bekerja sama dengan PT Bumi Meta Indonesia telah menjual NFT perdana mereka dalam Flash Presale dan sold out hanya dalam waktu 15 menit.

Olive Lee pun sangat penasaran karena ternyata Token Sangkara ($MISA) itu dimuat dalam salah satu artikel ekonomi dalam bahasa Belanda dan banyak dibahas teman-teman investor di Eropa. Sampai akhirnya ia benar-benar bertemu dengan pembuat token tersebut.

Baca juga : Mantap, Juku Eja Mau Borong Pemain Bintang

"Ini memang belum dipasarkan di Indonesia dan saat ini Token Sangkara ($MISA) hanya dipasarkan ke market dunia melalui 7 Centralized Exchanger. Token ini dibangun dengan memiliki fundamental dalam bisnis tradisional, yaitu pertanian. Serta bisnis digital yaitu metaverse, NFT marketplace, musik, dan juga film," ujar Olive melalui pesan singkat kepada awak media, Selasa (14/6).

Olive Lee juga menjelaskan alasan dirinya membeli Token Sangkara ($MISA) melalui salah satu exchanger dunia. Lantaran dengan visi dan misi PT Mitra Sangkara Abadi.

"Karena menurut aku, ini bagus. Hanya tentu setiap orang harus melakukan analisa risikonya masing-masing. Aku membeli karena ini sangat heboh di Eropa, khususnya di kalangan investor kripto Eropa," tutur Olive.

Baca juga : Siap-Siap, PSS Sleman Mau Borong Pemain Anyar

Sebelumnya, Olive Lee mengomentari soal masalah trading yang marak di Indonesia. Ia juga memberi pesan bagi masyarakat yang mau terjun ke dunia tersebut.

Kata dia, maraknya dunia trading atau dunia Crypto di Indonesia bikin banyak orang ikutan trading atau ikutan beli koin tapi nggak ngerti. Karena tahunya lagi ngetren, mereka juga kerap mendapatkan informasi yang salah dari orang yang mengajak mereka.

"Karena sekarang lagi ramai di dunia trading, kalau orang mengajak yang lain maka dia bisa dapat komisi. Jadi target komisi inilah, orang cuma ngajak, tanpa edukasi apa yang sebenarnya dilakukan. Berdasarkan Informasi yang salah dan menyesatkan banyak pihak yang dirugikan dan tidak sedikit yang beneran trading pun jadi ikut tercoreng dari oknum-oknum tersebut," papar Olive.

Baca juga : Tangani Pandemi, Legislator Bali Dorong Komitmen Kerja Sama Antar Negara

Olive meminta, masyarakat harus mengerti risikonya. Jika hanya berpikir akan dapat untung besar, jangan abaikan risiko besarnya juga. Diingatkannya, high return sudah pasti high risk.

"Siap-siap saja kamu (bisa) kehilangan uang, atau tidak mendapat uang kembali. Jangan mudah tergiur akan iming-iming yang menjanjikan, apalagi mengatakan per sekian persen kita akan dapat. Tidak, sama sekali jangan percaya itu," tutupnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.