Dark/Light Mode

Heboh Varian Lokal Surabaya, Ini Kata Prof. Tjandra

Selasa, 18 Januari 2022 12:31 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof. Tjandra Yoga Aditama urun pendapat soal ditemukannya varian lokal di Surabaya, Jawa Timur.

Seperti diketahui, pada Senin (17/1), Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mengumumkan hasil pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) terhadap 18 sampel.

Sebanyak delapan sampel dinyatakan positif Omicron, sembilan Delta, dan 1 varian lokal.

Baca juga : FIFGROUP Resmikan Kantor Baru Di Rungkut Surabaya Saat Pandemi

"Dalam hal ini, ada dua langkah yang dapat dilakukan. Yang utama, tentu klarifikasi. Kita harus memastikan, apakah memang benar-benar ada varian lokal penting di Surabaya, supaya jelas dan pasti dulu informasinya. Kalau tidak ada varian lokal baru yang signifikan, persoalan selesai," kata Prof. Tjandra dalam keterangannya, Selasa (18/1).

Tapi, kalau memang ada varian lokal baru, yang sampai sekarang belum jelas juga informasinya, Prof. Tjandra menyarankan tiga hal penting yang harus dilakukan. 

Pertama, harus ada analisis mendalam secara genomik. Bisa lewat phyllogenetic tree (pohon filogenetika atau pohon evolusi) dan lain sebagainya. 

Baca juga : Jual Foto NFT Raup Miliaran Rupiah, Ini Kata Pakar IT

Kedua, bila perlu, di-upload ke Global Science on Sharing All Influenza Data (GISAID).

GISAID adalah institusi bersama Pemerintah Jerman dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Internasional, untuk mempelajari data genetika virus.

Lembaga ini melakukan studi terhadap ribuan genom virus atau mikroba penyebab wabah dunia, termasuk virus Covid.

Baca juga : HIPMI Dukung Pengelolaan Sumber Daya Alam Merata Dan Transparan

Ketiga, kalau dianggap penting, International Health Regulations (IHR) Focal Point Indonesia tinggal menginformasikan ke The Global Outbreak Alert and Response Network (GOARN) atau inisiatif WHO yang mengidentifikasi masalah pandemi. Dari laporan tersebut, WHO akan menentukan apakah varian tersebut masuk kategori variant under monitoring (VUM) atau tidak.

"Mungkin, sudah ada juga laporan varian serupa dari beberapa negara lain, yang kemungkinan perangainya tidak mengkhawatirkan. Virus SARS CoV2 akan terus bermutasi, dan mungkin saja ada varian baru di berbagai belahan dunia," ucap Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

"Varian baru bisa saja tidak punya dampak pada kesehatan masyarakat. Bisa juga, ada dampak terbatas, dan sebagainya. Jadi, sebaiknya diklarifikasi dulu beritanya secara jelas," pungkasnya. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.