Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Meski bukan penyakit berbahaya, penanganan alergi tidak bisa disepelekan. Sebab, alergi bisa mempengaruhi aktivitas penderitanya. Termasuk mengganggu produktivitas.
Alergi atau reaksi hipersensitivitas terhadap zat tertentu (alergen) umum terjadi. World Allergy Organization (WAO) memperkirakan prevalensi alergi di setiap negara di dunia mencapai 15 persen-20 persen.
Baca juga : Jangan Ada Teguran Keempat
Studi American Journal of Rhinology and Allergy (2012) menyebutkan, pilek alergi merupakan penyebab turunnya produktivitas pekerja sebesar 27 persen dan berkurangnya kualitas hidup hingga 28 persen.
Pharmacy Expert Zullies Ikawati mengatakan, di Indonesia, jenis pilek alergi dan gatal alergi merupakan jenis alergi yang paling umum dijumpai.
Baca juga : Digaji Rp 227 Miliar, Marquez Bikin Iri Pembalap Lain
Pilek alergi (rhinitis) ditandai dengan beberapa kondisi seperti gangguan tidur, telinga gatal atau berdengung, mata berair, gatal dan merah, bersin-bersin, hidung tersumbat, hidung gatal, serta tenggorokan gatal, batuk dan postnatal drip. Sementara gatal alergi atau urtikaria yang biasa disebut biduran atau kaligata, dapat terjadi pada semua kelompok usia.
“Menghindari alergen merupakan penanganan terbaik untuk mengatasi alergi. Meski demikian, seringkali penderita alergi berada di situasi yang tidak memungkinkan mereka untuk menghindari pemicu alergi," jelas Zullies dalam webinar Claritin Dukung Swamedikasi Alergi.
Baca juga : Mayoritas, Puas Kerja Jokowi
Dia mencontohkan, misalnya, pelaku perjalanan yang memiliki alergi debu, tetapi harus mengunjungi daerah tersebut.
"Swamedikasi menghindari pemicu alergi dan antialergi tanpa kantuk untuk dapat dapat meredakan alerginya,” imbuhnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya