Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Waspada, Pelecehan Seksual Di Media Sosial

Sabtu, 23 Juli 2022 16:49 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Pelecehan seksual tak hanya terjadi di dunia nyata tapi juga di media sosial. Bentuknya juga bermacam-macam. Aktivis Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) Made Dwi Adnjani, mengatakan, kekerasan terjadi akibat faktor kultural dan struktural.

"Di lingkungan yang patriarki, korban yang buka suara justru berpotensi menjadi pihak yang disalahkan," kata Made Dwi dalam webinar, Makin Cakap Digital dari Makassar, Sulawesi Selatan, dikutip Sabtu (23/7).

Pelecehan seksual banyak sekali bentuknya. Mulai dari perilaku menggoda, pelanggaran seksual, pelecehan gender, pemaksaan seksual, dan penyuapan seksual.

Baca juga : Mentan Ajak Perbankan Perkuat Pertanian Indonesia

“Ragam kekerasan berbasis gender online (KBGO) yakni cyber hacking, stalking, cyber harassment, cyber recruitment, impersonation, malicious distribution content, revenge porn, sexting," paparnya.

Certified Trainer BNSP Joddy Caprinata menambahkan, di media sosial, setiap individu bisa bertemu dan berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai kultur berbeda. "Akan ada standar baru tentang etika di dunia maya," katanya.

Terkait netiket, ada kompetensi yang perlu dimiliki, yakni mengakses informasi, menyeleksi dan menganalisis informasi, memverifikasi pesan, membentengi diri, memproduksi dan distribusi konten, serta membangun relasi dan kolaborasi data/informasi.

Baca juga : Bapenda DKI: Penghargaan Dari Menkeu Hasil Kolaborasi

“Minimnya pemahaman etika, privasi yang tidak terbatas, dan literasi digital yang terbatas menjadi penyebab terjadinya pelecehan seksual di era digital,” kata Joddy. 

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Pejuang Republik Indonesia Husnul Hidayah menuturkan, ada beberapa langkah preventif yang bisa dilakukan untuk hindari Kekerasan berbasis gender online (KBGO).

Di antaranya, periksa pengaturan privasi, pikirkan berkali-kali sebelum kirim foto, blokir pesan dari akun mengganggu, dan hindari konten berkaitan dengan pornografi.

Baca juga : Kesbangpol NTB Ajak Warga Tangkal Radikalisme di Media Sosial

“Jika menjadi korban, tindakan yang bisa dilakukan yaitu minta pelaku pelecehan seksual berhenti, simpan barang bukti, putuskan komunikasi dengan pelaku, lakukan konsultasi psikologis, laporkan pelaku ke platform digital terkait, dan saat melapor ke jalur hukum petakan risiko,” pungkas Husnul.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.