Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Arus informasi setiap hari datang begitu deras. Masyarakat harus bijak dan berhati-hati dalam menerima informasi tersebut.
Jangan mudah percaya dan menyebarkan kabar atau informasi yang sumbernya tidak jelas dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muslim Indonesia Makassar Izki Fikriani Amir menyarankan jika menerima informasi agar kroscek kembali.
Sikap skeptis atau tidak mudah percaya menerima suatu kabar amat diperlukan untuk mencegah dari paparan hoaks alias kabar bohong. Mudah untuk menganalisis apakah kabar tersebut masuk dalam kategori hoaks atau bukan.
Baca juga : PSIS Semarang Bidik Pemain Muda Asal Kroasia
"Cara lainnya adalah menggunakan aplikasi atau situs pemeriksa fakta untuk memverifikasi kabar tersebut," ujarnya dalam webinar bertema Menjadi Generasi Kebal Hoaks di Ruang Digital yang berlangsung di Makassar, Sulawesi Selatan, dikutip Kamis (20/10).
Izki Fikriani menjelaskan lewat paparannya, hoaks adalah usaha untuk menipu atau mengakali pembaca maupun audiens untuk mempercayai sesuatu.
Padahal si pembuat informasi tersebut sadar bahwa berita tersebut adalah palsu. Salah satu contoh hoaks yang paling umum adalah mengklaim suatu barang atau kejadian dengan suatu sebutan yang berbeda dengan barang atau kejadian sebenarnya.
Hoaks juga bisa diartikan sebagai berita bohong. Menurut Izki, ciri-ciri hoaks adalah sumbernya yang tidak jelas, isi informasi bersifat pembohongan publik umumnya selalu memutar balikkan fakta.
Baca juga : Sapi Kentut Kena Pajak
Begitu hoaks disebar, informasi itu bisa menimbulkan kecemasan, permusuhan, dan kebencian pada masyarakat yang terpapar. Judul berita kerap fantastis, bahkan terkesan menghakimi tanpa didasari fakta.
“Agar terhindar dari paparan hoaks, pertama-tama, lihat dari mana sumbernya. Berpikir logis dan memiliki pendirian atas kabar bohong yang beredar tersebut. Lalu, jangan mudah percaya dengan suatu hal tanpa melihat fakta,” ucap Izki.
Izki juga memberikan tips untuk memeriksa apakah berita yang beredar masuk kategori hoaks atau bukan. Caranya adalah dengan memeriksa di situs cekfakta.com atau melapor ke situs hoax booster tools (Mafindo) maupun ke akun Turn Back Hoax.
Cara lainnya adalah dengan mencari informasi relevan melalui situs-situs yang sudah terpercaya.
Baca juga : Stok Beras Aman, Sagu Cuma Untuk Jaga-jaga
Relawan Mafindo Yogyakarta Fununun Nisha menambahkan, saat ini, tak cukup berpikir positif dalam menerima informasi, tetapi juga dibutuhkan berpikir kritis.
Apabila menerima informasi, sebaiknya diam sejenak untuk berpikir positif dan netral. Selanjutnya, harus diikuti dengan berpikir kritis apakah kabar tersebut hoaks atau berdasar fakta sebenarnya.
“Apabila yakin berita itu benar, tidak masalah untuk membagikan ke orang lain. Sebaliknya, apabila itu terbukti hoaks, sebaiknya tidak diteruskan ke orang lain,” tuturnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya