Dark/Light Mode

Erdogan: Putin Lagi Cari Jalan Untuk Akhiri Konflik Ukraina

Selasa, 20 September 2022 19:56 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin. (Foto: Getty Images)
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin. (Foto: Getty Images)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan percaya, Presiden Rusia Vladimir Putin sedang mencari jalan untuk mengakhiri konflik Ukraina. Langkah signifikan menuju upaya tersebut, juga akan segera dibuat.

Kesan ini didapat Erdogan, dari pembicaraan teranyarnya dengan Putin dalam pertemuan di Uzbekistan pada pekan lalu.

Asal tahu saja, pada bulan ini, Ukraina telah berhasil merebut kembali sebagian besar wilayahnya.

"Ada sinyal, Putin bersedia untuk mengakhiri konflik ini sesegera mungkin," kata Erdogan dalam wawancara dengan penyiar AS PBS, seperti dikutip BBC, Selasa (20/9).

"Itu kesan saya, karena keadaan saat ini cukup bermasalah," imbuhnya.

Baca juga : DPR Akan Undang Parlemen Ukraina

Erdogan juga mengungkap rencana pertukaran 200 sandera antara Rusia dan Ukraina. Namun, dia tidak merinci nama-nama sandera yang akan dipertukarkan.

Sejak konflik Ukraina meletus pada 24 Februari lalu, Erdogan telah berulang kali berusaha menengahi. Mempromosikan sikap "seimbang" Turki sebagai anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), dan menentang sanksi Barat terhadap Rusia.

Erdogan juga membantu PBB, untuk memulai kembali ekspor gandum dari Ukraina. Pekan lalu, dia bahkan mencoba untuk mengatur pembicaraan mengenai gencatan senjata langsung.

Merebut Kembali

Dua bulan setelah pasukan Rusia menguasai seluruh wilayah timur Luhansk, Ukraina telah merebut kembali sebagian wilayah tersebut.

Baca juga : Sukur Nababan-Pj Bupati Bekasi Hadiri Jalan Sehat HKBP Cikarang

Pemimpin Ukraina Luhansk Serhiy Haidai mengatakan pasukan Rusia telah mundur dari Desa Bilohorivka.

"Penjajah jelas panik," ujar Zelensky.

Awal bulan ini, Erdogan menuduh Barat mengadopsi kebijakan "provokasi" terhadap Rusia, dan memperingatkan bahwa perang tidak mungkin berakhir "dalam waktu dekat".

Pekan lalu, Putin mengatakan, dia terbuka untuk bertemu dengan Presiden Ukraina, tetapi Zelensky tidak.

Putin mengatakan kepada Perdana Menteri India, bahwa dia ingin mengakhiri pertempuran "sesegera mungkin". Namun, Rusia belum memberikan indikasi, bahwa pihaknya siap menerima tuntutan Kiev untuk penarikan penuh dari wilayah Ukraina. Termasuk, wilayah yang direbut pada tahun 2014.

Baca juga : Di Depan Jokowi, Menlu China Puji Upaya Damai RI Dalam Konflik Rusia-Ukraina

Saat itu, Krimea dianeksasi oleh Rusia. Sekarang, mantan Presiden Dmitry Medvedev mengatakan, separatis yang didukung Rusia harus mengadakan referendum untuk mencaplok wilayah Luhansk dan Donetsk, yang dikenal sebagai Donbas.

Presiden Putin telah berulang kali mengidentifikasi "pembebasan" wilayah Donbas Ukraina, sebagai tujuan utama Rusia.

"Referendum di Donbas sangat penting," kata Medvedev, yang sekarang menjadi Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia.

Para pemimpin lokal yang didukung Rusia di Luhansk dan Donetsk, juga telah menyerukan referendum mendesak. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.