Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jangan Mau Hidup Rumit, Tinggalkan 7 Hal Ini...

Minggu, 22 Januari 2023 09:03 WIB
Ilustrasi kompleksitas kehidupan (Foto: Istimewa)
Ilustrasi kompleksitas kehidupan (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Orang bijak bilang, hidup itu sederhana. Rumit atau tidaknya, sangat tergantung pada cara kita menyikapinya.

Psikolog Irma Gustiana mengatakan, masalah hidup hanya menyumbang 10 persen kerumitan hidup. 90 persennya, adalah reaksi kita.

Sebagai manusia, kita punya kecenderungan berpikir dengan bias kompleksitas. Sehingga, beberapa situasi bisa menjadi lebih rumit ketimbang biasanya.

"Drama-drama hidup umumnya terjadi, karena kita selalu terikat dengan pola merumitkan segala sesuatunya. Ini sangat melelahkan. Inilah yang menyebabkan hidup sebagian orang menjadi tidak tenang, gampang tersulut amarah, dan terganggu secara mental," papar Irma via Instagram, Minggu (22/1).

Karena itu, psikolog yang berfokus pada self growth dan parenting coach ini menyarankan kita, untuk membingkai ulang kembali pikiran, dan memaknai setiap hal yang kita hadapi.

Karena sejatinya, hidup ini banyak memiliki ketidakpastian. Bahkan, kadang tak sesuai harapan.

"Jangan coba-coba kendalikan semuanya, karena itu bisa membuat kita menderita," tutur Irma.

Mengutip penulis asal Kanada Marty Rubin, pendiri Klinik Psikologi Ruang Tumbuh ini mengatakan, kalau kita bisa menerima hidup sepenuhnya dengan segala ambiguitasnya, hal yang merumitkan tidak akan terjadi.

Dengan kata lain, kerumitan datang, jika kita tidak bisa menerima kenyataan hidup.

Baca juga : Perusahaan Dan Individu, Perhatikan 4 Aturan Turunan UU HPP Ini...

Irma pun menyarankan 7 hal yang harus ditinggalkan, agar hidup kita lebih plong alias tak terasa rumit. Berikut rinciannya:

1. Berpikir untuk selalu menjadi sempurna

Kalau kita berpikir tentang kesempurnaan tanpa keburukan apa pun, sesungguhnya kita sedang membebani pikiran sendiri. Ini melelahkan.

"Tak apa sesekali melakukan kesalahan, karena dari hal itu, kita akan banyak belajar," ucap Irma.

2. Selalu mengiyakan segala hal dan permintaan orang lain

Kita mungkin tak suka penolakan. Karena itu, kita cenderung mengiyakan orang lain.

Padahal, tidak apa-apa kalau kita bilang "nggak" untuk beberapa hal.

Percayalah, itu tidak akan mengurangi nilai kebaikan yang pernah kita lakukan.

3. Berpikir untuk selalu mengendalikan banyak hal

Baca juga : Barca Juara Piala Super, Xavi Banggakan Gavi

Karena hidup banyak memiliki ketidakpastian, kita berusaha bekerja keras membuat hal- hal menjadi terkendali, sesuai kehendak kita.

Ini akan membuat kita lelah. Sebab faktanya,  ada hal- hal yang ternyata mengalir begitu saja, tanpa bisa kita kontrol.

4. Berpikir bahwa hidup selalu harus positif dan menyangkal pengalaman atau emosi negatif

Apa pun bentuk perasaan yang dialami adalah valid, benar terasa dan dirasakan. Jadi, tak usah disangkal.

"Ketika kita menyangkal perasaan negatif, kita justru akan menjadi lelah. Terima perasaan itu, proses rasanya dan pelan-pelan mencari solusi," tutur Irma.

5. Membiarkan diri terus menerus dikendalikan orang lain

Irma berpendapat, atas nama menyenangkan orang lain, kita kerap membiarkan diri tersakiti dan terbebani. Padahal, kita tahu, bahwa waktu, tenaga dan pikiran kita terbatas.

"Inilah yang membuat hidup menjadi penuh drama melelahkan," ucapnya.

6. Terjebak dalam Complexity Bias

Baca juga : Gus Halim Dan Budi Arie Tinggalkan Jejak Kaki Di Rote Ndao

Complexity bias adalah pikiran yang terprogram untuk membuat beberapa situasi menjadi lebih rumit, ketimbang sebenarnya.

Terbiasa secara otomatis membuat hal menjadi rumit, sangat melelahkan.

Padahal daftar things to do Anda, sebenarnya ditujukan untuk mempermudah menjalani hari-hari. Bukan untuk membebani.

Jadi, nikmati saja semua prosesnya. Pelan-pelan.

7. Melekat pada hubungan toxic

Kehilangan atau melepaskan, pastinya sangat kita hindari. Tetapi, ketika ada hal-hal yang perlu dievaluasi ketika kita lebih sering merasakan kesedihan ketimbangkebahagiaan, atau lebih sering dimanipulasi dibandingkan menjadi diri sendiri, melepaskan adalah langkah terbaik.

Jika tidak, tentunya akan terasa sangat melelahkan. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.