Dark/Light Mode

Pengamat Intelijen dan Pertahanan Ini, Ternyata Hobi Koleksi Kain Batik dan Tenun

Kamis, 7 November 2019 09:45 WIB
Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati dan kain batik Purworejo kesayangannya. (Foto: Istimewa)
Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati dan kain batik Purworejo kesayangannya. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengamat Intelijen dan Pertahanan Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, ternyata punya banyak koleksi kain batik dan kain tenun dari Nusantara.

"Jumlah batik tulis saya ada 73 buah, batik antik 35, tenun ikat NTT12, songket 25," ujar doktor intelijen perempuan pertama di Indonesia itu kepada RMco.id, Selasa (5/11).

Koleksi batik yang dikumpulkan sejak tahun 1988 itu di antaranya meliputi batik Solo, batik Purworejo, dan batik Cirebon. Semuanya, batik tulis. "Setiap ketemu yang bagus, beli," imbuh anggota DPR periode 2009-2014 ini.

Nuning di antara koleksi batik tulis milik sebuah toko batik di Cirebon, Jawa Barat. (Foto: Instagram)

Baca juga : KPS Suntik Dana untuk Pengusaha Kaki Tower

Mana yang jadi favoritnya? Nuning bilang, salah satunya adalah batik Purworejo, yang ada dalam foto di atas. "Yang favorit nggak dibikin baju," tutur Nuning.

Kecintaan Nuning pada kain batik, ternyata sudah ada sejak kecil. Berawal dari hobi sang ibu, almarhum RA Sri Hastuti Padmowidjoyo yang mengoleksi batik tulis, Nuning kecil pun kagum dengan keindahan dan keanekaragaman motif batik.

"Koleksi pertama saya adalah batik tulis halus Solo dari almarhum Ibu saya. Kalau tenun,  songket Palembang. Saya beli dari pedagang songket lawas," ungkapnya.

Baca juga : Anak Muda Indonesia Serbu Pameran Pendidikan Tinggi Eropa di Balai Kartini

Peraih gelar Doktor dari Universitas Padjadjaran, Bandung ini menuturkan, batik kuno memiliki filosofi di setiap torehan motifnya.

"Ada beberapa batik yang menggambarkan sejarah. Luar biasa batik tulis itu, bisa ‘berbicara' pada dunia," terang Nuning.

Agar batik Indonesia memiliki masa depan cerah, Nuning menilai, batik dan entitas pembatikan harus memenuhi unsur 3B: berkarya, berkembang, dan bermartabat.

Baca juga : Pertamina dan Rosneft Teken Kontrak Desain Kilang Minyak Tuban

"Bila unsur itu terpenuhi, maka masa depan batik akan cerah dan produktif," jelasnya.

Membicarakan batik berarti membahas keindahan dan budaya luhur Indonesia. Bisa dibilang, perempuan adalah saka guru batik Indonesia karena mayoritas sebagai perajin dan pedagang.

"Semua kegiatan mereka wajib didukung dari segi modal maupun regulasi pemerintah, agar eksistensi batik terjaga," tandas Nuning. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.