Ini Kisah Dan Tantangan Ibu Milenial Saat Menyusui

RM.id  Rakyat Merdeka - Salah satu periode penting dalam perjalanan seorang ibu adalah pemberian ASI. Meski menyusui merupakan proses alami, tetapi perjalanannya tidak selalu mudah. Terlebih bagi ibu yang pertama melahirkan.

Hal tersebut terungkap dalam survei yang dilakukan aplikasi Teman Bumil, ada 52,9 persen ibu mengaku mengalami tekanan mental saat menyusui. 

Melibatkan 2.211 responden, tekanan yang dimaksud adalah kekhawatiran asupan ASI tidak mencukupi, tidak percaya diri memberikan ASI hingga mengalami tekanan dari orang sekitar.

Ada juga masalah yang kerap dialami saat menyusui di antaranya puting lecet (65 persen) dan produksi ASI berkurang (47,4 persen). Karena permasalahan tersebut, ibu milenial dalam surveinya mengakui membutuhkan dukungan dari orang terdekat. Yakni suami, keluarga dan lingkungan kerja. Tanpa dukungan mustahil bisa sukses memberikan ASI.

Baca juga : Kalidou Koulibaly, Turun Harga Gegara Messi

Pakar laktasi Ameetha Drupadi menjelaskan, untuk sukses memberikan ASI, para ibu harus mulai mencari informasi dan pengetahuan mengenai ASI sejak usia kehamilan 28 minggu. 

“Dengan mencari informasi, setidaknya ibu tahu pentingnya ASI dan menyusui. Manfaat menyusui bagi ibu dan bayi, cara dan teknik menyusui yang benar hingga cara melakukan inisiasi menyusui dini saat persalinan,” jelas Ameetha dalam webinar bersama Teman Bumil.

Pasalnya, menurut dia, tantangan yang dihadapi ibu baru itu bisa mempengaruhi hormon oksitosin sehingga berpengaruh pada produksi ASI.

Tantangan lain juga dirasakan oleh artis Sandra Dewi dalam memberikan ASI eksklusif. Setelah selesai program ASI untuk Raphael Moeis, putra pertamanya, bintang film Quickie Express itu langsung berlanjut dengan Mikhael Moeis.

Baca juga : Menanti Datangnya Kalasuba

“Sebenarnya kedua anakku jago breasfeeding. Tapi dua anak karakternya beda 180 derajat. Raphael itu lebih cheerful tapi kalau menyusui dia gentle, tenang. Sementara Mikhael karakternya lebih iseng sampai berdiri-diri,” jelas Sandra.

“Kalau menyusui banyak tertawa dan sejak punya gigi suka gigit-gigit. Kadang kalau sakit banget jadinya aku kasih ASI pompa. Tapi kalau masih bisa aku tahan aku tetap menyusui langsung,” sambung istri pengusaha Harvey Moeis ini.

Memiliki anak usia dengan jarak tidak terlalu jauh, punya rasa dilematis tersendiri bagi Sandra. Raphael harus berhenti menyusu sejak usia setahun karena perempuan berusia 37 tahun itu hamil anak kedua.

“Jadi ketika adiknya lahir sebenarnya dia masih ingin dekat ibunya. Sampai sekarang pun kalau adiknya menyusu ia pengen dekat juga. Di depan aku menyusui Mikhael, di belakang Raphael bergelayutan di belakang,” kisah Sandra lagi.

Baca juga : 4 Kecamatan Terdampak Abu Vulkanik Sinabung

Pekan ASI Dunia 2020 yang diselenggarakan setiap pekan pertama Agustus, organisasi kesehatan dunia meluncurkan tema Support breastfeeding for a healthier planet. Menyusui adalah awal terbaik bagi setiap anak dalam memulai kehidupannya. ASI tidak hanya memberikan manfaat kesehatan, nutrisi dan emosional untuk anak-anak dan ibu, tetapi menjadi bagian dari sistem pangan berkelanjutan.

“Dengan memberikan ASI, artinya membantu menyelamatkan bumi dari kerusakan lingkungan yang lebih berat. Dengan menyusui, ibu dapat menekan jumlah limbah kemasan yang mencemari bumi. Jadi teruslah semangat menyusui!” jelas Product Manager Teman Bumil Stephanie Rengkung.

Stephanie menambahkan, ASI merupakan salah satu hadiah paling bermakna yang ibu bisa berikan kepada buah hati. Namun, memberikan ASI kadang kala penuh tantangan. Teman Bumil berharap bisa mendampingi ibu selama perjalanan ini. [MER]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.