Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Punya Gejala Mirip HIV-AIDS, Penyakit Autoimun Bisa Pengaruhi Kemampuan Ereksi

Sabtu, 7 November 2020 11:50 WIB
Prof.DR.dr. Aru W. Sudoyo Sp.PD, KHOM, Tokoh Medis Senior dan Ketua Dewan Pengawas Marisza Cardoba Foundation (Foto: Tangkapan layar YouTube MCF)
Prof.DR.dr. Aru W. Sudoyo Sp.PD, KHOM, Tokoh Medis Senior dan Ketua Dewan Pengawas Marisza Cardoba Foundation (Foto: Tangkapan layar YouTube MCF)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penyakit autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuh sendiri. Normalnya, sistem kekebalan tubuh menjaga tubuh dari serangan organisme asing, seperti bakteri atau virus.

Namun, pada orang yang menderita penyakit autoimun, yang terjadi justru sebaliknya. Sistem kekebalan tubuhnya melihat sel tubuh yang sehat, sebagai organisme asing. Sehingga, sistem kekebalan tubuh akan melepaskan protein yang disebut autoantibodi untuk menyerang sel-sel tubuh yang sehat. 

Baca juga : Kenali Penyakit Autoimun Sjogren’s Syndrome

Jumlah penderita autoimun saat ini, dilaporkan semakin banyak. Review literatur baru-baru ini menyimpulkan tingkat kejadian penyakit-penyakit autoimun rematik, endokrinologi, gastrointestinal dan neurologi meningkat antara 4-7 persen setiap tahun, dengan peningkatan terbesar di penyakit celiac, diabetes tipe 1, myasthenia gravis (kelelahan ototsza cepat).

Prof.DR.dr. Aru W. Sudoyo Sp.PD, KHOM, Tokoh Medis Senior dan Ketua Dewan Pengawas Marisza Cardoba Foundation menjelaskan, autoimun memiliki gejala yang tak jauh beda dengan HIV-AIDS.

Baca juga : Kakorlantas: Tidak Ada Penyekatan dalam Pengamanan Mudik

"Gejala pada autoimun dan HIV-AIDS bisa serupa, meliputi demam, infeksi, gangguan kulit dan mulut. Namun penyebabnya berbeda. Penderita HIV-AIDS mengalami penurunan kekebalan tubuh akibat terinfeksi virus. Sedangkan dalam tubuh penderita autoimun, terbentuk  sistem kekebalan tubuh yang menyerang organ tubuh sendiri," jelas Prof. Aru dalam keterangannya, Sabtu (7/11).

Penyakit autoimun juga patut diwaspadai, karena dapat berdampak pada ereksi, yang mempengaruhi hubungan seksual. Alasannya, penyakit autoimun sering mempengaruhi pembuluh darah. Selain berakibat pada pengentalan, juga menyebabkan pengerasan dinding pembuluh darah.

Baca juga : Patuh Bayar Pajak, Menteri LHK Terima Penghargaan Dari DJP

"Karena ereksi pada laki-laki itu dilibatkan aliran darah dan pembuluh pada alat kelamin, maka pada penyakit autoimun dapat menimbulkan gangguan terhadap proses ereksi," urainya.

Lantas, apakah penyakit autoimun sama dengan kanker? "Beda. Autoimun adalah kondisi di mana sistem daya tahan tubuh menyerang jaringan/organ tubuh sendiri. Sedangkan kanker adalah pertumbuhan tidak terkendali dari sel tubuh, yang bermutasi menjadi ganas," pungkas Prof. Aru. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.