Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Dalam masa pandemi ini, orangtua mesti memutar otak untuk mengajari anak menerapkan protokol kesehatan (prokes). Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah memberi contoh pada anak.
Psikolog Dr Natris Indriyani menyebut, peran orangtua sangat penting untuk mengajari anak menerapkan prokes demi mencegah penularan Covid-19.
“Karena significant others-nya anak bukan dimulai dari lingkungan luar, bukan dari guru, misalnya. Tetapi dari orang tua. Dimulai dari ru mah dulu,” ujar Natris dalam talk show bertajuk “Strategi Sosialisasi Prokes Pada anak” yang digelar RM.id secara virtual, kemarin.
Baca juga : Batasi Pergerakan Orang Kudu Konsisten
Untuk mengajarkan anak anak, khususnya yang berusia dini, orang tua perlu memberikan contoh menerapkan prokes. Natris mengingatkan, kemampuan meniru anak anak di bawah usia lima tahun sangat tinggi.
“Kalau anak di rumah jarang melihat orangtua menerapkan protokol kesehatan yang 3M ini, bagaimana dia menjalankannya sendiri. Gitu kan?” tuturnya.
Orangtua harus memberikan contoh berulang agar anak bisa menjadikan prokes sebagai kebiasaan atau habitual action. “Kebiasaan ini akan dibawa ke sekolah kelak, jika pembelajaran tatap muka sudah dilakukan,” imbuh Natris. anak-anak balita, bisa diberi pen didikan untuk menerapkan prokes dengan dongeng atau lagu.
Baca juga : Ayo Kita Disiplin Jalankan Prokes, Bantu Pemerintah Tangani Covid
Bagaimana dengan anak anak yang berusia di atas enam tahun? Natris bilang, orangtua bisa memanfaatkan apli kasi untuk mensosialisasikan prokes. “Pakai TikTok, misalnya. Pokoknya strategi disesuaikan dengan tahap perkembangan anak,” ucapnya.
Reward and punishment, juga bisa diberlakukan. Syaratnya, punishment atau hukuman, diberikan berdasarkan kesepakatan dengan anak. Yang penting, hukuman tidak boleh berbentuk kekerasan, baik fisik maupun verbal. “Misalnya, kalau anak tidak cuci tangan, diapain? Potong uang jajan, anak mau nggak? Harus disepakati,” beber Natris.
Natris menyebut, dari 3M yang paling sulit dilakukan anak-anak adalah menjaga jarak. Soalnya, sifat alamiah anak-anak adalah bermain dengan teman-temannya. Ini yang dikhawatirkan jika seko lah tatap muka sudah dimulai. Orangtua mesti ekstra menjelaskan soal menjaga jarak ini kepada anak hingga mereka mengerti.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya