Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Muncul Coronasomnia Di Masyarakat

Tak Usah Stres, Fokus Saja Pada Kerjaan Yang Positif

Selasa, 16 Februari 2021 05:10 WIB
Coronasomnia merupakan istilah yang dibuat oleh para ahli, merujuk gangguan tidur akibat kecemasan terhadap pandemi. (Foto : Instagram @satgasperubahanperilaku).
Coronasomnia merupakan istilah yang dibuat oleh para ahli, merujuk gangguan tidur akibat kecemasan terhadap pandemi. (Foto : Instagram @satgasperubahanperilaku).

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebagian masyarakat ada yang kesulitan tidur di saat pandemi Covid-19 ini. Ada kemungkinan terkena coronasomnia.

Apasih coronasomnia. Yaitu, gangguan tidur akibat keresahan terhadap pandemi yang belum juga berakhir. Ada banyak penyebab terjangkitnya coronasomnia.

Antara lain, stres karena pekerjaan dan proses belajar yang dilakukan secara daring, peningkatan waktu memandang layar gawai, hingga kurangnya waktu bergaul atau bersosialisasi secara langsung dengan orang terdekat.

Baca juga : Kita Diajak Jaketan Demi Cegah Covid-19, Apa itu?

Apakah berbahaya? Anggota American Medical Association (AMA) Ilene Rosen menjelaskan, coronasomnia memiliki konsekuensi kesehatan masyarakat yang lebih dari sekadar sulit tidur. Yaitu, mulai dari risiko meningkatnya tekanan darah tinggi, depresi dan masalah kesehatan lainnya.

“Stres dan kualitas tidur yang buruk menjadi salah satu pemicu utama berbagai masalah kesehatan, baik fisik maupun psikis,” kata Rosen.

Menurut Rosen, pandemi Covid-19 membuat suasana menjadi serba tidak pasti. Ketidakpastian yang dibawa ke tempat tidur, akan memengaruhi cara seseorang tidur dan meningkatkan tingkat kewaspadaan.

Baca juga : Donor Plasma Konvalesen, Pria Lebih Dicari Nih

Untuk mengurangi dampak coronasomnia, Rosen menyarankan, setiap masyarakat selalu bangun di pagi hari dan mendapatkan cahaya terang dalam satu atau dua jam setelah bangun. Cara tersebut menjadi pengingat jam internal tubuh bahwa sudah saatnya untuk bangun.

“Selain itu, disarankan juga untuk melaku­kan rutinitas malam 30-60 menit sebelum tidur untuk beristirahat dan memberi sinyal ke otak bahwa sudah waktunya untuk tidur. Dengan demikian, rutinitas tidur pun akan terbentuk dengan sendirinya,” jelas Rosen.

Satgasperubahanperilaku juga mengunggah penyebab coronasomnia di akun Instagramnya. Yaitu, work from home karena kurang terpapar sinar matahari, rutinitas yang terganggu dan berbeda dari waktu normal dan rasa ketidakpastian dan kurangnya kendali.

Baca juga : Masker Sukses Hambat Penyebaran Virus Corona

“Cara mengatasinya, tidur di tempat ti­dur sendiri, menjadwalkan satu jam waktu bersantai dan mematikan semua layar dan perangkat satu jam sebelum tidur,” beber Solusi mengatasi coronasomnia, kata satgasperubahanperilaku.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.