Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Isolasi Mandiri Yang Nggak Bener, Biang Kerok Klaster Keluarga
Jumat, 4 Juni 2021 17:51 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Mayoritas orang sepertinya akan menjawab isolasi mandiri, bila ditanya opsi perawatan kesehatan bila terinfeksi Covid. Salah satu alasannya, tak mau jauh dari keluarga.
Tapi, tahukah Anda, jika isolasi mandiri yang tidak benar bisa menjadi pencetus klaster keluarga?
Terkait hal ini, dr. RA Adaninggar, SpPD yang aktif memberikan edukasi kesehatan melalui media sosial menjelaskan, kelompok orang yang boleh menjalani isolasi mandiri adalah mereka yang tergolong non lansia, tidak memiliki penyakit komorbid, mengalami covid gejala ringan (gejala flu, tidak ada radang paru/pneumonia, saturasi oksigen di atas 95 persen). Selain itu, rumahnya juga harus memenuhi syarat untuk isolasi mandiri.
Baca juga : Soal Kondisi Keuangan Negara, Pemerintah Disarankan Lebih Transparan
“Sebaiknya, lapor Puskesmas untuk menentukan kondisi pasien, penentuan lokasi isolasi, dan langkah penanganan selanjutnya,” ujar dokter yang akrab disapa Ning via laman Instagramnya, Jumat (4/6).
Bila termasuk kategori gejala ringan, dr. Ning menyarankan untuk focus memperkuat sistem imun. Tidak perlu obat-obatan khusus.
“Konsultasi ke dokter untuk mendapatkan obat. Jangan mengobati sendiri. Apalagi, berdasarkan broadcast WA yang tidak jelas sumbernya,” jelas dr. Ning.
Baca juga : Ini Alasan KPK Nggak Beberin Nama-Nama Pegawai Yang Dipecat
“Tidak perlu mengkonsumsi obat-obatan terlalu banyak. Karena bisa menimbulkan gejalka lambung, yang diperberat oleh stress,” sambungnya.
Dr Ning menekankan, yang paling penting saat isolasi mandiri adalah memonitor gejala dan saturasi oksigen. Karena dalam perjalanannya, penyakit bisa memburuk dalam hitungan hari.
“Jangan ragu ke RS, bila terjadi perburukan gejala atau penurunan saturasi oksigen,” katanya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya