Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Annisa R, Anggota Perempuan Indonesia Satu

Trauma Putus Cinta, Bikin Orang Getol Stalking Mantan Di Facebook

Minggu, 4 Juli 2021 08:59 WIB
Annisa R, Anggota Perempuan Indonesia Satu Trauma Putus Cinta, Bikin Orang Getol Stalking Mantan Di Facebook

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam menjalankan hubungan kisah cinta, perpisahan atau yang populer disebut dengan putus cinta, bisa menjadi hal yang menakutkan bagi banyak pasangan.

Tak jarang, dalam situasi putus cinta, ada salah satu pihak yang merasa jadi korban. Reaksinya bermacam-macam. Mulai dari mendendam, hingga melakukan pemantauan berkala atau istilahnya populernya stalking mantan.

Kemudahan yang diberikan zaman, mendorong atau bahkan mengubah pola kebiasaan masyarakat. Pada era digital seperti saat ini, mencari atau “melakukan pemantauan” pada hidup seseorang bukanlah suatu hal yang sulit.

Baca juga : Pertama Di Indonesia, Kini Ada Perpustakaan Pancasila Di Lapas

Bahkan, aktivitas ini dapat dikatakan sangat mudah. Internet memberikan kemudahan stalking mantan kapan saja dan di mana saja. Mulai dari mengetahui kegiatan, hingga kabar paling barunya.

Lalu, apakah bisa kegiatan stalking mantan ini dijelaskan secara ilmiah? Jawabannya adalah bisa.

Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking pada 2015, para peneliti melihat alasan psikologis di balik pengawasan elektronik interpersonal.

Baca juga : Mantap, Peneliti Perempuan Indonesia Sabet Penghargaan Dari Unversitas Nottingham Inggris

Elektronik interpersonal merupakan istilah ilmiah untuk stalking mantan melalui media sosial. dr. Jese Fox dan koleganya, dr Robert S Tokunaga, mengevaluasi asosiasi antara berbagai faktor hubungan berkaitan dengan komitmen pasangan.

Faktor-faktor yang dimaksud adalah keterikatan, modal dalam sebuah hubungan, tanggung jawab atas putus cinta, mencari alternatif hubungan lain, dan tekanan emosional setelah putus cinta.

Peneliti tersebut menemukan bahwa tingkat komitmen, didasari oleh tingkat modal dalam hubungan, secara langsung terkait dengan rasa sakit karena patah hati.

Baca juga : Ke Uzbekistan, Tim Angat Besi Indonesia Incar Rangking 3 Dunia

Selain itu, juga ditemukan fakta, makin besar kesedihan pasca-putus cinta, semakin besar keinginan seseorang stalking mantan lewat media sosial.

Kenyataan tersebut membuat keduanya berkesimpulan bahwa pasangan yang diputuskan cintanya, cenderung melakukan tindakan itu.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.