Dark/Light Mode

Journalist Weekend Rider Community

Ini Tips Kurangi Risiko Nongkrong Bareng Komunitas Saat Pandemi

Rabu, 6 Oktober 2021 19:20 WIB
Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR) Ariyo Bimmo saat nongkrong virtual bertema Tips Mengurangi Risiko Nongkrong Bareng Komunitas Saat Pandemi yang diselenggarakan Journalist Weekend Rider, Rabu (6/10). (Foto: Ist)
Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR) Ariyo Bimmo saat nongkrong virtual bertema Tips Mengurangi Risiko Nongkrong Bareng Komunitas Saat Pandemi yang diselenggarakan Journalist Weekend Rider, Rabu (6/10). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Journalist Weekend Rider menggelar acara nongkrong virtual dengan mengusung tema Tips Mengurangi Risiko Nongkrong Bareng Komunitas Saat Pandemi pada Rabu (6/10). Acara yang dihadiri puluhan anggota komunitas yang hobi touring ini menghadirkan Ahmad Sabran, wartawan Warta Kota yang merupakan anggota komunitas Journalist Weekend Rider dan Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR) Ariyo Bimmo.

Acara daring ini diselenggarakan menyambut pelonggaran pembatasan mobilitas yang dilakukan pemerintah seiring dengan perbaikan situasi Pandemi Covid-19. Situasi yang pandemi yang berangsur pulih ini menjawab dahaga masyarakat akan aktivitas di luar rumah.

Dalam acara ini, Sabran dan KABAR membahas bagaimana mengurangi risiko yang mungkin muncul ketika beraktivitas di ruang publik. Menurut Sabran, ada sejumlah penyesuaian ketika akan kembali nongkrong secara fisik agar mengurangi risiko bahaya yang berpotensi muncul.

Sebelum bersiap untuk kembali memanaskan mesin motor dan menggeber motor kesayangan ke warung kopi, anggota komunitas layak untuk tahu bagaimana mengurangi risiko saat berkumpul bersama sesama anggota komunitas.

Baca juga : Semangat Super ShopeePay Tingkatkan Transaksi Digital Saat Pandemi

"Mewakili anggota komunitas, kami menyambut baik pelonggaran pembatasan sosial ini. Karena kami dapat kembali bertatap muka secara langsung. Namun sebelum kembali keluar rumah, kami berkomitmen memberikan edukasi kepada anggota komunitas bagaimana mengurangi risiko ketika nongkrong bersama teman-teman," terang Sabran.

Menurut Sabran, setelah pemerintah mulai mengumumkan pelonggaran PPKM, banyak komunitas mulai rutin bertemu secara offline, karena tidak bisa dipungkiri, bagi sebagian orang nongkrong menjadi bentuk aktualisasi diri.

Namun harusnya berbeda konsepnya pada masa pandemi, selain menerapkan protokol kesehatan, nongkrong bareng juga harus memberikan kenyamanan baik diri sendiri maupun orang lain, salah satu contohnya dengan mengurangi kebiasaan merokok.

"Nyatanya untuk bisa berhenti merokok bukanlah hal yang mudah dilakukan, karena ada rasa nyaman yang diberikan oleh nikotin yang ada dalam rokok, untuk menggantikan rasa nyaman tersebut, bisa menggunakan produk tembakau alternatif, yang minim asap dan bau, tapi masih mengandung nikotin," ujar Sabran.

Baca juga : Grab Indonesia Ajak UMKM Kembangkan Bisnis Saat Pandemi

Hal senada dijelaskan oleh Ketua Koalisi Indonesia Bebas Tar (KABAR) Ariyo Bimmo. Dia mengatakan, seperti halnya tidak ada yang dapat menggantikan kenikmatan pada saat touring dengan komunitas, sama halnya dengan mencoba untuk benar-benar berhenti merokok.

Meski jalan terbaik untuk mengurangi bahayanya adalah tidak merokok sama sekali. Namun, jika dirasa sulit, penggunaan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik atau produk tembakau yang dipanaskan, dapat mengurangi risiko kebiasaan merokok.

"Pendekatan harm reduction sebenarnya banyak ditemui di kehidupan sehari-hari, contohnya penggunaan produk tembakau alternatif. Kenapa mengurangi risiko, karena para perokok tetap bisa mengonsumsi nikotin dengan risiko yang lebih rendah," terang Bimmo.

Ia melanjutkan, pengurangan risiko karena merokok adalah dengan mengeliminasi kandungan TAR yang disebabkan oleh pembakaran. Selain itu, menurut Bimmo penggunaan produk tembakau alternatif juga dapat menambah kenyamanan saat berkumpul bersama teman.

Baca juga : Panasonic Genjot Inovasi Teknologi Di Tengah Pandemi

"Karena tidak ada pembakaran yang menghasilkan TAR, produk tembakau alternatif dapat mengurangi paparan zat bahaya 90-95 persen dibandingkan rokok. Ditambah penggunaan produk tembakau alternatif tidak akan meninggalkan bau yang mengganggu kenyamanan sekitar," tutup Bimmo. [MRA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.