Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS

RM.id Rakyat Merdeka - Dari Istana Negara, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) melanjutkan silaturahminya ke rumah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Jl. Teuku Umar, Jakarta Pusat, Rabu (5/6).
Keduanya tak lama berada di dalam rumah Mega. Hanya sekitar 15 menit. Ketika keluar, AHY hanya memohon maaf kepada rakyat Indonesia dan berterima kasih atas doa yang diberikan bagi almarhumah ibundanya, Ani Yudhoyono.
"Mohon lahir batin untuk rakyat Indonesia. Terima kasih untuk doanya bagi kepergian Ibu Ani Yudhoyono," tutur AHY.
Baca juga : Kapolri Hingga Ketua DPR Berlebaran di Rumah Megawati
Politikus PDIP Pramono Anung mengungkapkan, pertemuan itu singkat karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga datang ke rumah Mega, setelah kedatangan AHY dan Ibas. Dalam pertemuan, AHY dan Ibas serta Annisa Pohan dan Aliya Rajasa disambut Mega yang didampingi putrinya, Puan Maharani dan Pramono sendiri.
"Ibu baik-baik saja. Silaturahmi seperti ini kan penting," terang Pramono di tempat yang sama. Pramono bilang, dalam pertemuan tak ada bahasan soal politik. Pertemuan dilakukan untuk membuka komunikasi.
"Kalau komunikasi mempermudah untuk saling mengerti. Dan saya yakinlah apa yang menjadi ketegangan pada saat pemilu kemarin sekarang ini sudah hampir...," ujarnya tanpa melanjutkan kalimatnya.
Baca juga : RI Jadi Tuan Rumah Final PUBG Mobile Asia Tenggara
Terpisah, Kadiv Advokasi dan Hukum DPP Demokrat Ferdinand Hutahaean menyebut, kunjungan AHY dan Ibas ke Presiden Jokowi dan Megawati adalah kunjungan silaturahmi balasan dan kunjungan silaturahmi ucapan terimakasih atas apa yang dilakukan oleh Jokowi sebagai presiden saat pemulangan jenazah Ibu Ani dari Singapura hingga pemakaman dan kehadiran Mega saat pemakaman ibu Ani.
"Inilah tata krama dan etika yang ditunjukkan oleh AHY dan EBY, mereka menghargai perbuatan baik," ujarnya saat dikontak wartawan, Rabu (5/6).
Kunjungan AHY dan Ibas itu pun sekaligus merupakan upaya untuk merajut kembali silaturahmi antar elite politik di Indonesia pasca Pilpres 2019. Terutama, bagi Partai Demokrat.
Baca juga : Dolar Jinak, Rupiah Menguat
"Ke depan tentu akan semakin baik lagi, karena DNA politik Partai Demokrat adalah tidak ada musuh dalam politik tapi hanya ada kontestasi demokrasi dan setelah itu kita membangun bangsa bersama-sama," tutupnya. [OKT]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya