Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
P2G Minta Anies Hentikan PTM 100 Persen, Jangan Tunggu Lonjakan Kasus
Rabu, 26 Januari 2022 19:33 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Koordinator Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim mendesak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan kepala daerah sekitar daerah aglomerasi, untuk menghentikan skema Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen. Demi keselamatan dan kesehatan semua warga sekolah.
Sebab, PTM 100 persen di tengah situasi lonjakan Covid, sangat tidak aman.
Untuk diketahui, kenaikan jumlah kasus harian pada hari ini, Rabu (26/1), mencapai angka 7.010. DKI Jakarta menyumbang kasus positif tertinggi dengan angka 3.325.
Baca juga : Menkes: Tembus Rp 10 T, Penyakit Jantung Paling Banyak Bebani Negara
"Kami memohon agar Pak Anies mengembalikan skema PTM Terbatas 50 persen. Pakai metode belajar blended learning saja. Sebagian siswa belajar dari rumah, dan sebagian dari sekolah. Ini cukup efektif mencegah learning loss, sekaligus life loss," pinta Satriwan, Rabu (26/1).
Menurutnya, skema PTM 50 Persen sangat bisa diandalkan di DKI. Mengingat para guru dan siswa di Ibu Kota rata-rata sudah memiliki smartphone bahkan laptop/komputer, sinyal internet bagus, serta relatif tak ada kendala dari aspek infrastruktur digital.
Tentu dengan catatan, ada pendampingan orangtua dari rumah selama anak menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Baca juga : KSP: PTM 100 Persen Tetap Berjalan Dengan Pengawasan Ketat
Saat ini, sudah 90 sekolah di DKI yang ditutup, menghentikan proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen, akibat siswa dan guru positif Covid-19. Padahal, kegiatan PTM 100 persen ini belum berumur sebulan.
Terkait hal tersebut, Kepala Bidang Advokasi P2G Iman Zanatul Haeri meyakini, jumlah sekolah yang ditutup melebihi angka 90. Karena mungkin saja, ada orangtua yang belum lapor ke sekolah, dan sekolah yang belum lapor ke Disdik," papar Iman.
"Karena itu, kami meminta Dinas Kesehatan Provinsi agar gencar melakukan swab PCR dan active case finding kepada pihak sekolah, siswa, dan guru untuk mendeteksi dan memitigasi kenaikan kasus," imbuhnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya